Skip to main content

Posts

Showing posts from 2024
 

Menikmati Hujan Sendiri.

  pngtree.com Bila kelak kau melihatnya lagi Perempuan ceria yang pernah kau temui Yang menyapamu setiap pagi Kembali menikmati hujan sendiri Di tengah hujan yang tidak berhenti Membasahi bumi Di trotoar ia duduk menepi Menengadah ke langit sepi Ia berkata dalam hati "Tidakkah mata iri kepada langit yang membasahi bumi?" Kini,  Rintiknya turut membasahi pipi -M Serpong, 29 November 2024

Ketika Seseorang Pergi.

vecteezy.com  Nyatanya,  Ketika seseorang pergi  Aku tidak lagi mencari  Aku menitip pesan dari sanubari  Lewat jentikan doaku setiap pagi Agar suatu hari  Kamu datang kembali  -M  Serpong, 25 November 2024

Bertumbuh.

freepik.com  Tahukah kamu? Kehidupan yang panjang ini Akan memperkenalkanmu dengan dua hal :temu dan pisah Pun tawa dan tangis Mungkin saja Proses yang kau lalui saat ini Terasa begitu berat Dan bukan bagian yang kau inginkan  Tapi kau mungkin saja lupa Bahwa ia merupakan bagian prosesmu;  Untuk bertumbuh -M  Serpong, 26 Oktober 2024

Segenggam Rindu.

freepik.com Ada yang hadir Tapi tak dapat kujamah Menyesap kedalam raga Secara tiba-tiba Membuat bentengku kembali luluh lantak Bolehkah aku kembali menggenggam Dan memeluknya erat Sekali lagi?  -M Serpong, 17 Oktober 2024

Sebuah Tanya.

freepik.com Jika nanti hujan tiba, Pada dinding yang basah Kusandarkan segala lelah Yang begitu tabah Menghitung setiap jejak langkah Yang membuatku ingin menyerah Kepada-Nya, Ku langitkan sebuah tanya : Apakah ini akan berakhir sia-sia?  -M  Serpong, 5 Oktober 2024

Seikat Rindu.

  freepik.com Ada yang diam-diam menyelinap masuk Ke pekarangan rumahku malam ini Mengintip dari balik daun pintu Yang sengaja tak kututup; Barang kali kau ingin datang menemuiku, Membawa seikat rindu Yang telah kau kumpulkan satu-persatu. Nyatanya,  Kita hanya saling tatap  Tanpa bercakap  Di bawah langit tak beratap Bolehkah aku memelukmu sekejap?  Rindu ini menggigil, Tuan. Biarlah percakapan ini tertunda Hingga kelak,  Rindu kembali hadir; Menyatukan kita -M  Serpong, 4 Oktober 2024

Memeluk Rindu Sendiri.

stock.adobe.com  Pada akhirnya,  Ada perempuan yang memilih  Untuk memeluk rindunya sendiri Sebab,  Ada hal yang membuatnya bertahan  Untuk tidak mengumbar rindu;  Pada rintik hujan sekalipun  Rindu yang terlalu Dan belum tentu terbalas oleh waktu  -M Serpong, 29 September 2024

Selamat Ulang Tahun.

  inc.com Untukmu, Yang bertambah usia hari ini Ada pesan dari seorang perempuan Yang tak pernah melupakan hal kecil pada dirimu Katanya, "Selamat Ulang Tahun." Selamat menempuh usia baru Yang kini bertambah satu  Ku aminkan semogamu Semoga kedamaian selalu menyertaimu Mungkin, Tak ada pesta, balon, atau kue ulang tahun Di hari spesialmu Tapi kupastikan,  Doa baik dariku selalu besertamu Agar kembali dikuatkan pundakmu Untuk melalui hari-hari beratmu -M Serpong, 28 September 2024

Badai Itu Akan Kembali Mereda.

pinterest.com Ada kalanya, Badai itu kembali mereda Setelah ragamu terombang-ambing karena nya Pun hati diporak-porandakan oleh nya Ia akan mereda oleh sebuah sapaan Dan senyum yang bergelayut di ufuk senja  Cahaya yang perlahan ditelan oleh langit Perlahan mengantar kapalmu berlayar Hingga ke bibir pantai  Bersama sisa-sisa hujan  Yang masih basah di pelupuk mata  -M  Serpong, 23 September 2024 

Peluk.

 

Senja.

pinterest.com  Aku telah menitip rindu Pada langit senja hari ini  Ku bilang padan ya   Bila kau rindu padaku  Pandangilah Merah - Jingga nya Hingga rindu yang hangat ini Merasuk ke dalam hati kecilmu  Sebab,  Rindu ini serupa Sang Mentari  Meski ia terbenam petang ini  Ia kembali terbit esok pagi  -M  Serpong, 18 September 2024 

Bulan.

  peakpx.com Ia yang mengagumi bulan Akan tetap mengaguminya Meski ia sabit, setengah maupun purnama Pun rupa yang tak seindah namanya  Bulan tetaplah bulan; Dalam kegelapan, Cahayanya senantiasa terjaga Menerangi mereka yang terlelap Dan tak pernah  mengharapkan kehadirannya -M Serpong, 29 Agustus 2024

Temu.

cometlog.com Ada sepasang mata yang dibuat basah Selepas hujan datang menyapa  Rintiknya datang secara beriringan Melewati sebuah rumah tanpa atap Dengan tiang-tiang yang rapuh  Dan dinding penuh retak  Hingga membuat basah kuyup; Jiwa-jiwa yang diselimuti rasa rindu Sebab, Ada segenggam doa penuh haru Di sepertiga malam tanpa temu Hanya melangit menjadi debu Dan tak pernah tersampaikan, pada sang waktu -M Serpong, 19 Agustus 2024

Juli.

Vectorstock.com Tahukah kamu? 365 hari telah melewati masanya Ada langit yang kembali bertemu jingganya Ada pelangi yang kembali bertemu biasnya Ada mata yang kembali berbinar cahayanya Ada jiwa yang kembali bertemu rumahnya Tak ada lagi penyesalan karena hati yang patah Tak ada lagi rindu yang harus menyerah Tak ada lagi hati yang mengaku kalah Sebab kini, Juli-ku kembali berwarna.  -M  Serpong, 19 Juli 2024

Sandiwara.

wordpress.com  Ada tak yang pandai bersandiwara  Menghadapi dunia yang fana Banyak duka yang tersimpan dibalik tawa Banyak luka yang tersembunyi dibalik raga Banyak air mata yang berlinang tak berdaya Menghiasi merah-jingga cakrawala Hingga senja itu menjadi tanda Semesta hanya meninggalkan;  Luka dan tanya. -M Serpong, 25 Juni 2024

Takdir.

pinterest.com Jangan menggenggam Yang tak muat di tangan Jangan mengejar  Yang langkah kakimu tak sampai Segala yang menjadi takdirmu Tak akan kemana Segala yang menjadi rezekimu Pasti sampai juga -M  Serpong, 22 Juni 2024

Jejak Hatiku di bulan Juni

Stock.adobe.com B erawal dari malam yang kelabu. Gumpalan awan hitam menyelimuti langit Jakarta  malam itu. Hujan turun dengan derasnya sepanjang hari tanpa henti. Langit menumpahkan air mata, seolah ikut larut dalam peristiwa hari itu. Suara petir yang menggelegar,   saling beradu menggetarkan muka bumi. Aku terperanjat kaget, meraih sebuah bantal dari ranjang single ku, lalu menutup telingaku rapat-rapat. Bukan, bukan karena aku takut dengan suara petir. Tapi aku hanya takut, jika suara cacian dari kedua orangtuaku kembali terdengar di telingaku. Aku menggigit bibir bawahku dengan kuat. Terasa getir. Perlahan, darah mulai mengalir dari bibirku. Bahkan rasa getir dari darahku tidak mampu mengalahkan kegetiran hidupku saat ini. Aku meraih sweaterku, lalu menyelinap keluar rumah lewat pintu belakang, agar tidak ada yang mengetahui kepergianku malam itu. *** Tubuhku gemetaran. Aku   kembali merapatkan sweater merahku. Rambutku basah kuyup karena terguyur hujan, ba...

Gelembung Harapan.

freepik.com Dalam bising dunia Kutiupkan gelembung ke udara Kubiarkan ia melayang di angkasa Hingga meletup dirinya Dan meninggalkan jejaknya Di ruang-ruang fana Membawa sejuta harapan penuh tanya; Langkah kaki ini hendak dibawa kemana? -M Serpong, 21 April 2024.