Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

The Power of Dhamma.

”Sebagai Bodhisatta, pelajaran hidup apa yang anda harapkan untuk dipelajari manusia?” Belajar bahwa mereka tidak dapat membuat siapapun mencintai mereka. Apa yang dapat mereka lakukan adalah membiarkan diri mereka untuk dicintai; Belajar bahwa apa yang paling berharga bukan apa yang mereka punya dalam hidup mereka, tetapi siapa yang mereka punya dalam hidup mereka; Belajar bahwa tidak baik untuk membandingkan mereka sendiri dengan orang lain. Semua penderitaan dan pahala secara pribadi membalas atas jasa-jasa mereka sendiri, bukan sebagai satu kelompok untuk suatu dasar perbandingan; Belajar bahwa seorang kaya bukan yang mempunyai terbanyak, tetapi seorang yang membutuhkan paling sedikit; Belajar bahwa hanya memakan beberapa detik untuk membuka luka yang dalam pada orang-orang yang kita cintai, tetapi memakan waktu beberapa tahun untuk menyembuhkannya; Belajar untuk memaafkan dengan mempraktekkan pengampunan; Belajar bahwa terdapat orang-orang yang mencintai

Pernah.

Aku pernah mencintai hujan  Kemudian dibuat benci oleh aroma -nya Aroma hujan hanya mengirimkanku Ke dalam sebuah ingatan Yang memukul dinding masa lalu.   Kita berdiri di bawah rinai hujan Mengulurkan kedua tangan ke langit,  Menangkap air yang jatuh menyapa bumi, Melambungkan tawa hingga ke langit Yang ikut tersenyum menatap kita.   Aku pernah bertanya kepada hujan : ‘Dimana kamu?’ 'Apakah kamu baik-baik saja?' Sayang, dia enggan menjawab. Aku hanya mendengar deras suaranya yang merintih.   Bisakah hujan berbalas sapa? Memberi tahu dimana kamu saat ini. Bisakah aku dan kamu melebur menjadi kita? Menciptakan kenangan baru dalam hujan. Kini, aku harus membenci kata.. Pernah.  Serpong, 13 November 2014.