Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

Sebuah Percakapan Singkat.

Sebuah percakapan singkat di pagi hari yang mengawali perjalananku mengenalmu.  . . . Percakapan singkat itulah, yang membuatku membuka lembaran hidupku yang baru. Percakapan singkat itulah, yang membuatku ingin mengenalmu lebih dekat. Percakapan singkat itulah, yang mengajariku untuk mencari pendamping yang setia, bukan sekadar tampan.  Percakapan singkat itulah, yang mengundangmu datang dalam mimpiku. Percakapan singkat itulah, yang membuatku bertemu denganmu dimana-mana Ketika kamu salah masuk kelasku dengan terburu-buru,   Ketika aku melihat fotomu di dinding pengumuman, Bahkan foto-fotomu di media sosial, hingga namamu yang seringkali muncul  pada story -ku. Hingga akhirnya, Kutemukan fotomu di dompetku dalam mimpiku. Percakapan singkat itulah, kali terakhir dimana aku bertukar cerita denganmu. Percakapan singkat itulah, yang membuat rindu itu terus saja menggerogoti hatiku. Percakapan singkat itulah, yang membuatku ingin segera bertemu denganmu. Jika m

Make your own 'peace' path.

Membuat jalanmu sendiri. . . . Sebuah kalimat sederhana yang nampaknya perlu dilakukan jika segala usahamu untuk melupakan seseorang nampaknya selalu gagal. Bagiku, tidak mudah memang untuk melupakan kejadian demi kejadian yang telah terjadi dalam hidupmu dalam waktu yang cukup lama. Tidak mudah memang, melupakan setiap perbuatan seseorang yang telah melukai hati kita. Sangat amat sulit, bagiku. Mungkin saja, dirinya telah memaafkan orang tersebut. Tapi apakah berarti orang tersebut telah melupakannya? Belum tentu. Sebab, hal yang paling sulit dilupakan seseorang, adalah ketika ia disakiti oleh orang yang pernah tinggal di hatinya. Dan itu bukan sekali dua kali. Namun, berulang kali. Bahkan, jika hubungan tersebut diakhiri dengan cara yang tidak baik. Sungguh sulit rasanya untuk melupakan semuanya. Hingga suatu malam, aku terpikirkan akan satu cara yang perlu aku coba. Semoga saja ini adalah cara terakhirku untuk melupakan dia, yakni dengan membuat jalanku sendiri. Aku berasumsi,

About reminder.

Hari ini saya mendapat nasehat bijak dari salah seorang sahabat dekat saya,  katanya: .  .  Jangan merebut kebahagiaan orang lain demi memenuhi kebahagiaanmu sendiri.  Jadilah wanita yang bermoral baik. Meski orang lain melakukannya pada kita,  janganlah kita menjadi seperti orang itu.  Ingatlah,  pria yang baik hatinya tidak pernah mendua.  
Menjaulah, sampai aku benar-benar jauh darimu. Jangan pernah kembali,  atau mendekatiku lagi walau sesentipun. Jangan pernah melewati garis batas yang telah kuberikan diantara kita. Lebih baik kita menjadi dua manusia asing yang tidak saling mengenal, daripada aku harus melihat senyum bahagiamu bersamanya.  Sebab melupakan 'kita' merupakan bagian tersulit yang selalu aku coba, hingga detik ini. -M

When you got afraid about lose.

Pernah kamu mengalaminya? Kamu benar-benar takut melebihi apapun? Takut kehilangan seseorang meskipun ia masih ada disampingmu. Pernah kamu mengalaminya? Hatimu resah menanti kabar yang tak kunjung datang, dari seseorang yang senantiasa menanyakan keadaanmu tiap waktu? Pernah kamu mengalaminya? Pikiranmu hilang arah, Perasaanmu yang tak karuan, berangsur lega ketika mendengar suaranya? Pada saat itulah,  tangismu pecah karena menyadari bahwa orang tersebut dalam keadaan baik-baik- saja? Pernahkah kamu menyadari, orang yang paling kamu rindukan keadaannya adalah ibumu? Sebab, semakin aku tumbuh besar,  semakin aku menyadari akan satu hal penting.  Bahwa seseorang yang seharusnya kita takutkan untuk kehilangannya,  adalah kedua orangtuamu,  terutama ibumu.  Malaikat tak bersayap, yang kutemui ketika pertama kali aku menatap dunia. -M

Sebenar-benarnya patah hati.

Kalau dia memang tidak bisa mencintaiku kembali, maka aku yang akan berupaya sekuat tenagaku untuk berhenti mencintainya. -uknown