Sebuah percakapan singkat di pagi hari yang mengawali perjalananku mengenalmu.
.
.
.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku membuka lembaran hidupku yang baru.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku ingin mengenalmu lebih dekat.
Percakapan singkat itulah,
yang mengajariku untuk mencari pendamping yang setia, bukan sekadar tampan.
Percakapan singkat itulah,
yang mengundangmu datang dalam mimpiku.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku bertemu denganmu dimana-mana
Ketika kamu salah masuk kelasku dengan terburu-buru,
Ketika aku melihat fotomu di dinding pengumuman,
Bahkan foto-fotomu di media sosial,
hingga namamu yang seringkali muncul pada story-ku.
Hingga akhirnya,
Kutemukan fotomu di dompetku dalam mimpiku.
Percakapan singkat itulah,
kali terakhir dimana aku bertukar cerita denganmu.
Percakapan singkat itulah,
yang membuat rindu itu terus saja menggerogoti hatiku.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku ingin segera bertemu denganmu.
Jika memang bukan kamu orangnya,
mengapa bayanganmu senantiasa mengikutiku?
mengapa hatiku bergetar setiap kali aku menyebut namamu?
mengapa rasa rindu itu senantiasa membisikkan namamu?
dan mengapa aku ingin kamu juga memiliki perasaan yang sama?
Tuhan,
jika memang dialah pria terakhir,
yang Engkau ijinkan menjadi pendampingku kelak,
Jagalah hatinya sebaik mungkin.
Pastikan bahwa hatinya benar-benar untukku.
Dan pastikan agar rasa cintaku kepadanya tidak melebihi rasa cintaku pada-Mu.
Hingga nantinya saatnya tiba,
Takdir mampu mempertemukan kami kembali.
Serpong, 24 Maret 2018,
-M
.
.
.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku membuka lembaran hidupku yang baru.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku ingin mengenalmu lebih dekat.
Percakapan singkat itulah,
yang mengajariku untuk mencari pendamping yang setia, bukan sekadar tampan.
Percakapan singkat itulah,
yang mengundangmu datang dalam mimpiku.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku bertemu denganmu dimana-mana
Ketika kamu salah masuk kelasku dengan terburu-buru,
Ketika aku melihat fotomu di dinding pengumuman,
Bahkan foto-fotomu di media sosial,
hingga namamu yang seringkali muncul pada story-ku.
Hingga akhirnya,
Kutemukan fotomu di dompetku dalam mimpiku.
Percakapan singkat itulah,
kali terakhir dimana aku bertukar cerita denganmu.
Percakapan singkat itulah,
yang membuat rindu itu terus saja menggerogoti hatiku.
Percakapan singkat itulah,
yang membuatku ingin segera bertemu denganmu.
Jika memang bukan kamu orangnya,
mengapa bayanganmu senantiasa mengikutiku?
mengapa hatiku bergetar setiap kali aku menyebut namamu?
mengapa rasa rindu itu senantiasa membisikkan namamu?
dan mengapa aku ingin kamu juga memiliki perasaan yang sama?
Tuhan,
jika memang dialah pria terakhir,
yang Engkau ijinkan menjadi pendampingku kelak,
Jagalah hatinya sebaik mungkin.
Pastikan bahwa hatinya benar-benar untukku.
Dan pastikan agar rasa cintaku kepadanya tidak melebihi rasa cintaku pada-Mu.
Hingga nantinya saatnya tiba,
Takdir mampu mempertemukan kami kembali.
Serpong, 24 Maret 2018,
-M
Comments
Post a Comment