Sosok yg
menarik untuk diulik kisah hidupnya. Dominikus Puken Toron lahir di Flores, 8
Juni 1961, dari pasangan Salanus dan Safiah. Beliau telah menikah dan dikaruniai
3 orang anak. Bapak Domi, merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Kini,
beliau tinggal di Perum Griya Asri blok F3 nomor 2,Serpong-Tangerang.
Lulus dari SMA PGRI
Larantuka, ia mengabdikan dirinya
untuk menjadi seorang guru SMP di SMP Cendana Rita Abang, sekolahnya dahulu saat ia
duduk di bangku SMP. Beliau melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Tinggi Filsafat Katholik (STFK) Ledalero, Maumere,
Flores, Nusa Tenggara Timur. Setelah lulus dari Perguruan Tinggi, beliau mendapat kesempatan untuk
mengajar selama 2 tahun di SMA PGRI Larantuka dan memperoleh masa praktek.
Selain menjadi guru,
beliau juga pernah bekerja sebelumnya di pabrik, percetakan dan dunia
penagihan. Bapak Domi kembali menjadi seorang guru, tepatnya pada tahun 2009,
mendapatkan kesempatan untuk mengajar selama 2 hari di SMA Pahoa, Gading
Serpong untuk menjadi guru Agama. Satu tahun kemudian, pria kelahiran Flores
ini pun memilih menjadi guru di SMA Candle Tree, menjadi guru Bahasa Indonesia
hingga saat ini.
Memilih profesi sebagai
guru merupakan hal yang luar biasa. Tentu saja, beliau mengungkapkan bahwa
sosok teladan baginya adalah seorang guru. “Hampir seluruh guru saya dulu,
menjalani kehidupan bermasyarakat yang luar biasa. Bagi saya, profesi terhormat
pada saat itu adalah guru,” ungkap beliau disela jam pulang sekolah. Bagi
beliau, sosok guru memiliki karakter yang baik, baik sikap maupun pengabdiannya
selama mengajar.
Walaupun beliau tidak menerima kalimat motivasi
dari gurunya dulu, tetapi teladan yang ia lihat dari sang guru membuat beliau
akhirnya menetapkan hati untuk mengabdi menjadi seorang pahlawan tanpa tanda
jasa.
Beliau juga memberikan motivasi untuk
siswa siswi SMA Candle Tree, berupa pepatah. “Berakit rakit dahulu, berenang renang ketepian. Bersakit sakit dahulu
bersenang senang kemudian.”
Sekarang ini dunia teknologi membuat
hidup kita menjadi lebih mudah. Kemudahan teknologi diharapkan tidak membuat
kendor semangat kita apalagi sebagai generasi muda. Suatu kesuksesan tidak
dapat diperoleh secara instan, namun melalui sebuah proses. Karena proses itu
penting untuk mencapai nikmatnya keberhasilan.
Yang patut kita tanamkan dalam hati
ialah sukses tidak pernah didapat secara instan, maka dari itu kita harus
menghargai proses karena setiap orang itu memiliki kesempatan untuk menjadi
sukses.
Comments
Post a Comment