Skip to main content

Thank You For Loving Me.

Penghujung tahun telah tiba. 
Terima kasih telah mengisi hari-hariku selama dua kali tutup tahun ini.
Tahukah kamu? Akhir tahun adalah waktu yang sangat aku takutkan selama dua tahun ini. 
Ketika hari itu tiba, 
Ada saja rasa kehilangan yang selalu saja menghantui hari-hariku. 
Yaitu kehilangan kamu. 
Setiap akhir tahun menjelang, 
harapanku tetap sama, yakni berharap dirimu kembali.
Kau tahu? Ketakutan terbesarku selama ini?
Ketakutanku adalah saat aku harus kehilangan orang-orang yang dapat kupercaya dalam hidupku. 
Bukan hanya Tuhan, 
Ataupun orang tuaku.  
Melainkan seseorang yang benar-benar berharga dalam hidupku. 
Kau lah salah satunya. 
Terima kasih telah mengajarkanku arti 'mencintai' sesungguhnya. 

Kata orang, jatuh cinta itu mudah. 
Kamu merasa tertarik dengan seseorang yang terlihat tampan atau cantik disekitarmu, 
Lalu kau ungkapkan bahwa kamu menyukainya. 
Namun bagiku, 
Jatuh cinta itu sulit.
Sebab, selain kamu menemukan sebuah rasa yang tak dapat orang lain rasakan,
Kamu juga perlu menemukan rasa saling percaya. 
Percaya dengan seseorang itu tidak mudah. 
Jika kamu masih merasa takut di dekatnya, 
atau pada saat kamu ingin mencurahkan isi hati dan pikiranmu padanya,
kamu tidak benar-benar mencintainya. 
Jatuh cinta itu perlu kesetiaan. 
Belajar untuk setia bersamanya, 
Walaupun kalian sedang mengalami masalah yang berat sekalipun.
Kamu tidak memilih untuk pergi,
melainkan menunggunya hingga masalah itu reda. 
Jatuh cinta itu perlu kerendahan hati.
Sabar menahan setiap gejolak emosi yang timbul, 
hanya karena masalah sepele.
 Berikan senyuman termanismu padanya,
dan ucapkan 'maaf'. 
Jatuh cinta itu sederhana.
 Tak hanya mencintai kelebihannya semata, 
namun juga belajar untuk mencintai setiap kekurangannya. 
Serta membantu untuk melengkapi kekurangannya. 
Jatuh cinta itu tidak harus 'memiliki'.
Saat kamu tahu ia bukan takdirmu nantinya,
namun kamu masih setia untuk mendoakan yang terbaik untuk dirinya, dirimu, 
dan kalian berdua kelak. 

-M.

#imustm

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...

Walk Away - Dilaika Septy

Judul                :  Walk Away Penulis             :  Dilaika Septy Penerbit           :  Bentang Belia ( PT. Bentang Pustaka ) Terbit               :  November 2012 ISBN               :  978-602-9397-57-4 Tempat Terbit  :  Yogyakarta Tebal Buku      : VIII + 204 hlm ; 19cm Harga              :  Rp 27.000,00 Watching you walk away, i think it's time to say goodbye, my dear...     Bagaimana perasaanmu saat seorang temanmu sama sekali nggak pernah ada dalam mood yang baik bersamamu? Selalu saja timbul amarah diantara kalian berdua, seolah-o...

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel...