Skip to main content

I believe in Your Plan. - (Semoga kamu membacanya)

        Hari ini aku merasakan kekuatan baru datang padaku. Ya, hari ini aku benar benar menyadari segala perbuatan yang telah kulakukan hari ini dan di hari hari kemarin. Aku menyadari bahwa selama ini banyak kesalahanku dalam berpikir dan menyikapi suatu kejadian. Bagaimana bisa aku menolak segala kejadian yang terjadi padaku? Awalnya, aku merasa Tuhan tidak adil. Rasanya, aku selalu melakukan hal hal baik dengan orang lain, tetapi mengapa Tuhan seolah mengambil orang-orang yang ku sayangi? Bukan. Mengambil bukan kata yang pas. Tetapi memisahkan. Tuhan menciptakan jarak antara dua insan yang saling merindukan. 
        Ya, aku pikir bukan aku saja yang merasakan hal ini. Namun dirinya juga. Dia, yang saat ini sedang berada disana. Sangat jauh hingga sulit ku gapai wajahnya. Mengapa wajah? Barangkali hanya bunga tidur yang usil menghampiriku. Namun, sudah seminggu ini aku bertemunya dalam mimpi. Berbagai hal terjadi dalam mimpi. Sungguh bahagia aku bertemu dengannya lagi semenjak satu minggu waktu memisahkan kami. Namun saat aku ingin menyentuh wajahnya, aku menyadari bahwa semua itu hanyalah sebuah mimpi. Ada yang terasa janggal di sudut sudut hati. Kosong. Hampa. Dan hari hari ku pun penuh kekhawatiran. Muncul banyak pertanyaan di otakku meski aku telah menyuruhnya berhenti berpikir. Sungguh menguras tenaga.

         Namun tetap saja, di kepalaku terngiang ngiang wajah dan namanya. Mungkin , bagi kalian ini tidak wajar. Tapi aku sendiri yang mengalaminya. Bahkan, sempat muncul di pikiranku, 'apakah ia juga merasakan hal yang sama?' 

         Sempat aku menghubunginya beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk mengganggu hari hari  bersama keluarganya. Aku hanya sebatas ingin menanyakan kabarnya, kegiatannya selama liburan, dan pertanyaan bodoh yang selalu aku lontarkan kepadanya. 'apakah kamu merindukanku juga?

      Entah mengapa. Hanya kalimat itu yang terngiang di otakku. Dan aku pun tahu, aku tidak perlu menanyakan itu berulang kali. Pertanyaan yang tidak perlu dipertanyakan jawabannya. Ya, seperti yang ia katakan setiap kali aku bertanya padanya. 
Aku berharap jawabannya masih sama. Aku harap ia merindukanku juga. 

      Tapi bukan itu yang ingin aku tunjukkan. Hari ini aku memperoleh jawaban dari setiap kekhawatiran yang muncul di hidupku. Pertama, kau harus tau bagaimana menyikapi segala masalah yang datang di hidupmu. Jika kamu menyikapi dengan tangis, sedih, kecewa, marah, dan hal hal negatif lainnya, masalah itu akan menjeratmu, bahkan membuat dirimu menderita. Sebaliknya, jika kamu menghadapi masalah itu dengan senyuman, kesabaran, hati yang lapang,  dan percaya bahwa kamu dapat melewatinya, Tuhan akan menolongmu melewati permasalahan itu. Memang terdengar sedikit teoritis, namun aku mencoba untuk menerapinya. 

     Kedua, kau perlu percaya kekuatan doa. Benar kata guruku. Dulu, beliau sempat memberitahu ku janganlah kamu meremehkan kekuatan doa. Sebab saat kamu berdoa, jiwamu berbicara pada-Nya dan batinmu ikut mendengarkan. Hingga ketenangan akan muncul di setiap nafasmu. Ya, isi doaku sangat sederhana. Aku hanya ingin mendengar suaranya saat ini. Mendengarnya memanggil namaku, mendengar ia bercerita segala kejadian yang ia alami, dan tentu aku ingin menceritakan segala hal yang menggantung di pikiranku.  Bukan lewat mimpi melainkan di dunia nyata. Ya itu saja.
     Kau tahu? Aku percaya dengan rencana-Nya setiap aku terbangun di pagi hari. Akan ada yang  ia tunjukkan di setiap detik kehidupanku. Dan senyuman akan menghampiriku. Aku berharap di setiap pagi, segala bentuk permasalahan yang ada dalam diriku, dalam dirinya, bahkan yang ada diantara kami dapat kami lewati bersama.

      Sungguh, manusia mana yang dapat membohongi dirinya bahkan hatinya sendiri. Dan aku pun tak mampu melakukannya. Memang aku merasa kehilangan sosok yang dapat menghiburku saat ini. Dan aku benar benar merindukan dirinya.

       Saat ini yang ku tahu, waktu  akan berlalu, dan hari yang kunantikan akan segera datang. Aku akan kembali bertemu dengannya. Melihat senyum di wajahnya. Mendengar suaranya.  Dan menghampiri dirinya untuk sekedar memeluknya dalam hitungan detik.  

       Dengan itu, aku dapat menumpahkan seluruh rasa rindu ku yang kupendam kemarin, hari ini, dan untuk beberapa hari kedepan. Memberi tahu betapa aku bahagia memilikinya. Serta menunjukkan betapa aku sungguh mencintai dirinya. 

Sincerely,
M.
 (22:44 PM -30/06)

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel...

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat ...