Skip to main content

Sekali lagi, aku 'terjatuh'.


 Kamis, 17 Juli 2014.


 "Jika mungkin aku bisa keluar dari ruangan penjara yang begitu menyekapku. Aku akan lakukan saat ini juga. Namun sayangnya, aku tidak bisa."

 Aku tidak tahu bagaimana seseorang mampu bertahan dalam menghadapi masalah. Sebagian dari mereka mengatakan, 'Belajarlah mengampuni orang lain..' atau 'Belajarlah melepaskan masalahmu...' 
Sebagian dari mereka mengatakan, 'Hidup ini dibawa santai..' 'Hidup cuma sekali..'
Ya. Memang semua ungkapan mereka benar. Tidak ada yang salah dari perkataan mereka. Namun bagiku semua ini begitu sulit. Sangat sulit jika aku melakukan ini sendirian. Jika tidak ada orang yang mampu menopangku agar tetap tegak berdiri. Tidak ada yang merasa peduli dengan keadaanku, bahkan perasaanku saat ini. Tidak ada orang yang mampu memahamiku saat ini.

Aku butuh jawaban. Mengapa mereka seperti ini? Aku selalu berusaha untuk memahami mereka. Tujuannya untuk menemukan jawaban. Jawaban mengapa mereka bersikap acuh tak acuh terhadapku. Tapi mereka sudah 'terlanjur' mengabaikanku. Tidak ada yang sepaham. Terlampau jauh berbeda denganku.

Lalu, 

Bagaimana caraku  memahami semua kondisi ini yang begitu pelik?
Sabar. 
Tenang. 
Tersenyum.

Semua ini tidak mampu kulakukan saat ini.

Aku benar-benar letih. Aku ingin istirahat. 
Semua begitu membebaniku.
Aku tahu, orang lain jauh lebih merasakan hal yang lebih sulit dariku. Sepatutnya aku harus bersyukur.
Namun, aku tidak mampu berbohong dengan perasaanku saat ini. Aku gagal melawannya. Aku gagal melawan rasa 'sakit' itu. 

Aku terjatuh. Untuk kesekian kalinya, aku terjatuh. 

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel...

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat ...