Hampa,
Lima aksara yang tiba-tiba saja datang menghampiriku.
Ia datang terburu-buru, dan membawa nama ‘Kamu’
Hal ini membuatku bertanya-tanya,
‘Mengapa kehampaan muncul disaat kamu kembali?’
Bagaimana bisa perasaan yang dulu terukir indah,
Kini menghilang, seiring berjalannya waktu?
Tergantikan oleh hadirnya kehampaan.
Dulu,
Kehadiranmu bagai setangkai bunga segar,
yang selalu mencari kemana sinar itu datang
Kini,
Sinar itu kembali
redup,
Dan bunga itu ikut layu
Aku akan mencoba, terus mencoba
Untuk memahami keinginan
dunia mempertemukan kita
Ketika jiwamu pergi, dan kamu kembali.
Kehampaan menghalanginya.
Ia menjadi gangguan yang semakin terukir jelas
Antara kita.
Aku menyayangimu.
Ya, sekali lagi aku katakan,
Aku menyayangimu.
Namun, apakah dengan ungkapan itu saja,
Mampu membuat perasaan itu kembali?
Apakah bunga itu akan kembali mekar?
Dan, apakah dengan ungkapan itu saja,
Dapat mengusir kehampaan diantara kita?
Serpong, 26 September 2014.
Serpong, 26 September 2014.
Comments
Post a Comment