Skip to main content

Hampa, dan Kamu.


Hampa,
Lima aksara yang tiba-tiba saja datang menghampiriku.
Ia datang terburu-buru, dan membawa nama ‘Kamu’
Hal ini membuatku bertanya-tanya,
‘Mengapa kehampaan muncul disaat kamu kembali?’
Bagaimana bisa perasaan yang dulu terukir indah,
Kini menghilang, seiring berjalannya waktu?
Tergantikan oleh hadirnya kehampaan.
                                                                                      
Dulu,
Kehadiranmu bagai setangkai bunga segar,
yang selalu mencari kemana sinar itu datang
Kini,
 Sinar itu kembali redup,
Dan bunga itu ikut layu

Aku akan mencoba, terus mencoba
Untuk memahami  keinginan dunia mempertemukan kita
Ketika jiwamu pergi, dan kamu kembali.
Kehampaan menghalanginya.
Ia menjadi gangguan yang semakin terukir jelas
Antara kita.

Aku menyayangimu.
Ya, sekali lagi aku katakan,
Aku menyayangimu.
Namun, apakah dengan ungkapan itu saja,
Mampu membuat perasaan itu kembali?

Apakah bunga itu akan kembali mekar? 
Dan, apakah dengan ungkapan itu saja,
Dapat mengusir kehampaan diantara kita?

Serpong, 26 September 2014.

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...

Walk Away - Dilaika Septy

Judul                :  Walk Away Penulis             :  Dilaika Septy Penerbit           :  Bentang Belia ( PT. Bentang Pustaka ) Terbit               :  November 2012 ISBN               :  978-602-9397-57-4 Tempat Terbit  :  Yogyakarta Tebal Buku      : VIII + 204 hlm ; 19cm Harga              :  Rp 27.000,00 Watching you walk away, i think it's time to say goodbye, my dear...     Bagaimana perasaanmu saat seorang temanmu sama sekali nggak pernah ada dalam mood yang baik bersamamu? Selalu saja timbul amarah diantara kalian berdua, seolah-o...

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel...