Aku sempat bertanya kepada-Nya,
Apakah setiap detik yang kulewatkan bersamamu,
adalah sebuah takdir atau hanya kebetulan belaka?
Canda-tawa, tangis-amarah,
Bahkan gerak-gerikmu
yang masih terekam nyata dalam memori ingatanku
Semua itu, aku bungkus dengan rapi dalam sekotak rindu
Hingga suatu hari Tuhan memberi jeda,
diantara aku dan kamu.
Benarkah ini nyata?
Tahukah kamu,
Di setiap doaku yang berakhir dengan menyebut namamu,
Tuhan menemukan aku denganmu lagi.
Kau datang sambil mendekapku dalam pelukanmu
Begitu hangat dan menenangkan.
Lalu aku menangis dalam diamku.
Aku benar-benar yakin itu kamu
Wangi tubuhmu, wajahmu, dan senyuman darimu.
Aku masih mengingatnya dengan jelas.
Aku sadar bahwa kamu hidup dalam mimpiku.
Itukah kamu?
Bolehkah kamu datang lagi dalam mimpiku,
dan memberi pelukan sedikit lebih lama
Untuk sekedar menghibur batinku,
Yang sedikit terguncang tanpa kamu.
Jika mimpi adalah perantara kita
Aku ingin menikmati tidur panjangku
agar aku bertemu denganmu lebih lama.
Aku merasa perlu memberitahu ini sekali lagi:
Aku cinta kamu, selamanya.
Jangan pernah lupa.
Serpong, 5 Agustus 2016.
Comments
Post a Comment