pixabay/TerriC S enyuman itu kembali membawa kehangatan di kedua pipiku. Aku merasakan ketulusan dari sorotan matanya yang mulai rabun. Tangannya terasa dingin saat menyentuh lenganku. Terlihat guratan tipis di sudut mata dan bibir tipisnya. Garis garis keriput pun semakin terlihat nyata di wajah Emak. “Mau kubuatkan wedang jahe, Mak?” tanyaku lembut Emak hanya menggeleng pelan. Ia memberi tanda, katanya “Jangan, nanti merepotkan.” Aku membalasnya dengan senyum, sambil mengurut kaki dan tangan Emak. Sejak dua tahun yang lalu, emak terserang stroke ringan, hingga membuat sebagian tubuhnya menjadi lumpuh. Dulunya, emak sempat membuka usaha menjahit kebaya. Sejak bapak meninggal belasan tahun yang lalu, emak yang menggantikan bapak untuk mencari uang untuk menyekolahkanku. Emak banting tulang siang dan malam hingga aku bisa melanjutkan studiku di luar negeri. ...
Aku ingin tahu bagaimana cara mereka mengenangku, atau sekedar mengingatku lewat sebuah tulisan.