Denting waktu berbunyi dua kali
Dari sudut sudut ruangan yang kelam
Nampaknya ia menyadarkanku dari lamunan panjang
Dari mimpi indahku yang masih terjaga setiap malam
Ia datang tuk memberitahu
Bahwa diri-nya terus berjalan
Dan diriku masih saja berdiam diri
Tanpa berbuat hal yang pasti
Ia berceloteh sepanjang malam
Mengingatkanku untuk beranjak
Dari kesedihan yang melanda sukma-ku
Yang setia menggoyahkan pikiranku
Ku hanya berpaku tangan
—lalu bertanya :
"Waktu, mengapa kau berjalan begitu cepat?"
Waktu hanya menyunggingkan senyum manisnya,
—lalu menjawab:
"Hei Nona, kau perlu tahu. Kau hidup di empat dimensi kehidupan. Dimensi x, y, z dan diriku; sang waktu. Aku berbeda dengan mereka. Aku tidak bisa bergerak mundur atau diputar sesuka hatimu. Aku hanya bisa melangkah maju, tuk mengikutimu. "
"Benarkah? Lalu apa yang harus kuperbuat selama kau mengikutiku?"
"Kau perlu memperbaiki segala sesuatu sebelum segalanya berujung kekacauan."
Serpong, 5 Maret 2016.
Comments
Post a Comment