Skip to main content

Orang yang Kuat, Memiliki Sikap Mental yang Positif.

Entah kebetulan, atau memang sebuah jawaban doa yang saya terima, hari ini saya benar-benar merasakan kehidupan saya yang baru lahir kembali. Keyakinan saya kepada Budhha-Dhamma yang sempat memudar kembali menyala. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi sharing dhamma yang telah saya dengar hari ini dari salah seorang Yang Mulia Bhante di Vihara. Tidak seperti biasanya, hari ini ibuku mengajakku ke salah satu Vihara yang sudah lama tidak pernah saya kunjungi sebelumnya. Selesai melakukan puja bhakti, seperti biasa kami mendengarkan pembabaran dhamma dari salah seorang Yang Mulia Bhante. 

Pada awalnya, beliau menceritakan pengalaman seorang umat yang bergabung dalam suatu organisasi. Pada saat itu, orang itu mengalami suatu masalah yang membuatnya ingin menyerah dan mengundurkan diri dari organisasi tersebut. Hingga akhirnya, orang itu menanyakan solusi kepada Beliau, dan Beliau menjawabnya dengan tenang, "Masa depanmu sudah di depan mata. Satu langkah lagi kamu dapat menggapai masa depanmu. Apa karena sebuah masalah kecil yang muncul, kamu menjadi ingin menyerah dan melupakan semua tujuan awalmu berada di organisasi tersebut?" Kemudian Bhante melanjutkan, pada akhirnya Beliau mendapat kabar bahwa orang tersebut tidak memutuskan untuk berhenti dari organisasi dan kembali melanjutkan perjuangannya. Kunci utamanya terletak pada diri kita, yakni kembali pada tujuan awal. Saya membandingkan dengan kisah saya yang amat memilukan bagi saya, namun saya telah terberdaya dan terombang-ambing dengan masalah tersebut, hingga melupakan tujuan awal saya berkuliah.  

Kemudian, beliau melanjutkan bahwa dalam sebuah proses kehidupan, terkadang terasa sangat memberatkan hidup kita. Masalah tidak henti-hentinya datang ke hidup kita bahkan kita lelah dalam menjalani proses kehidupan ini. Kira-kira apa alasannya? Ya, karena pada dasarnya manusia hanya ingin menikmati hasil tanpa ingin melewati proses. Proses yang rumit enggan untuk dihadapi hingga akhirnya pikiran negatif muncul dan menghancurkan hidup kita. 

Beliau melanjutkan dengan kisah kedua. Ia bertemu dengan seorang umat yang Beliau anggap termasuk sosok yang kuat. Orang tersebut menceritakan seluruh masalahnya pada Beliau. Beliau pun menganggap bahwa masalah itu benar-benar sulit untuk dihadapi orang awam. Meskipun umatnya baru mengenal dhamma, tapi ia dapat menyerap dhamma dengan baik dalam batinnya. Disamping itu, yang membuat Beliau takjub, ketika mendengar jawaban umatnya. "Saya tidak apa-apa Bhante, karena saya kuat. Saya yakin diri saya bisa, karena saya kuat." 

Well, seketika air mata saya menetes mendengar jawaban tersebut. Bhante pun takjub bahwa sedikit sekali orang yang bisa kuat dalam menghadapi masalah yang bertubi-tubi menghadapinya, meskipun kesulitan yang dihadapinya seperti sulit untuk diselesaikan. Bhante pun menyampaikan sebuah nasehat sederhana tapi benar-benar bermakna untuk diri saya. "Kehidupan ini tidak kekal, maka berusahalah dengan sungguh-sungguh. Meskipun hidup kita dipenuhi oleh kesulitan dan masalah, tapi jangan pernah berhenti untuk berbuat baik."

Nasehat ini lah yang paling menampar diri saya. Terkadang, saya sering meragukan keyakinan saya untuk berbuat baik kepada orang-orang disekitar saya. Mengapa disaat saya berbuat baik dengan orang lain, balasan yang saya terima tidak setimpal dengan yang saya lakukan pada mereka. Setiap hari saya gemar dan selalu ingin berbuat baik untuk orang-orang di sekitar saya, tetapi bukannya kebaikan yang datang, melainkan masalah baru yang menghantam diri saya. Saya merenungkan kalimat Bhante tersebut baik-baik. Beliau mengatakan, terkadang disaat seseorang menerima masalah dalam hidupnya, seringkali ia menyalahkan keadaan, orang lain, bahkan perbuatan baik yang kita perbuat. Istilahnya, "Sia-sia saja saya berbuat baik, nyatanya masalah selalu datang ke hidup saya!" 

Seseorang lebih sering mengeluh dan ikut tenggelam terhadap 'angan-angan' dan pikiran negatif yang dibuatnya. Seringkali, manusia tidak menyadari bahwa masalah dan kesulitan yang diterima sekarang ini adalah buah karma buruk masa lampau yang diperbuatnya. Lalu bagaimana solusinya?

Di dunia ini, kita tidak akan selalu menemukan kehidupan yang nyaman. Dalam setiap langkah kehidupan yang kita lalui, kita akan menemukan masalah baru. Semua itu tergantung kepada masing-masing kita, kesiapan diri kita dalam menghadapi masalah tersebut. Seringkali manusia menyerah diawal, karena takut menerima hasil yang buruk atau takut dengan hasil yang diperoleh nantinya. Seharusnya, kita sebagai manusia harus menikmati setiap proses yang ada, niscaya segala kesulitan, permasalahan, serta ketakutan yang ada dalam diri kita akan berkurang seiring berjalannya waktu. Pada akhirnya, kita akan menemukan permata yang kita cari. Bangunlah sikap mental yang positif. Meski sulit, tapi hal itu sangatlah penting. Setiap masalah yang hadir dalam hidup kita, coba kita lihat dari sisi positif, sehingga masalah itu dapat terlewati dengan baik dan kita akan segera menemukan titik terangnya. Selain itu, batin kita juga akan dikuatkan untuk menghadapi segala kondisi yang ada. 

Miliki keyakinan, bahwa segala perbuatan baik kita nantinya akan menghasilkan buah yang baik. Ketika kita memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tiratana, maka segala masalah atau kesulitan sebesar apapun yang menghantam diri kita, pasti dapat terlewati. Selain itu, yang tak kalah penting adalah miliki semangat bahwa kita pasti bisa menghadapi masalah yang ada dalam hidup kita.  Setidaknya, saat kita jatuh, kita memiliki semangat untuk bangkit kembali. 

Setelah mendengarkan dhamma tersebut, seolah-olah dhamma itu benar-benar disampaikan untuk diri saya. Segala doa dijawab melalui dhamma hari ini. Saya sungguh bersyukur, bahwa inilah jawaban terbaik untuk diri saya. Semoga dhamma ini juga bermanfaat dan dapat menginspirasi kalian, readers! Sadhu3x.

Serpong, 26 November 2017. 
-M

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel      Novel “Lukisan Hujan” mengangkat cerita tentang kehidupan Diaz Hanafiah – cowok keturunan Hanafiah Group yang kaya raya dan terkenal, bagian dari  sosialita Jakarta. Orang tuanya merupakan pemilik “Hanafiah Group”, namun Diaz merupakan cowok yang bersikap dingin dan cuek. Karena kesederhanaan yang ditunjukan, dia sering diolok-olok karena tidak se- elite dan se- glamour sepupu-sepupunya.     Dimulai dari kedatangan tetangga baru seorang cewek bernama Sisy yang menggemparkan teman-temannya di komplek Bintaro Lakeside. Diaz yang awalnya penasaran akhirnya malah berkenalan di suatu

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat