Entah mengapa, setiap membaca kalimat ini berulang kali. Hatiku ikut merasa sakit. Bagaimana tidak, aku sulit mengekspresikan perasaanku saat ini. Aku hanya merasakan rindu. Tapi setiap kali rindu itu datang, hatiku awalnya terasa hampa kemudian perlahan berubah menjadi berat. Berulang kali aku mengusir rasa rinduku padanya. Akan tetapi, namanya selalu muncul di dalam pikiranku. Meski raganya jauh, namun jiwanya seolah mengikuti setiap hari. Aku tidak tahu apakah ia masih mengingatku, meski itu sekedar nama. Apakah ia masih memikirkanku setiap waktu? Dan apakah rasa rindu itu juga hadir dan ikut menikam hatinya? Aku harap aku mampu menyentuh hatinya, meski hanya sedetik saja.
Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun, ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu, gelak tawamu, bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...
Comments
Post a Comment