Pernah gak sih kalian merasakan kejanggalan dalam perjalanan mengenal
seseorang? Dari yang awalnya hanya sebatas mengenal nama, kemudian
kenalan dan akhirnya saling jatuh cinta. Terlihat singkat dan seems
good, right? Tapi gimana kalau pada akhirnya hubungan kalian berakhir
tidak baik? Bagaimana jika berakhirnya hubungan kalian karena adanya pihak ketiga yang datang menghancurkan? Bahkan, yang dulunya deket banget, sekarang udah kayak orang
asing yang gak saling kenal. Mau maafin pun rasanya hati gak pernah mampu merelakan. Pengen rasanya teriak, tapi untuk apa?
Meneriakkan penyesalan? Hingga akhirnya muncul statement dari diri saya, bahwa jangan pernah memberikan hatimu pada pria yang belum tentu menjadi jodohmu kelak. Karena jika kamu telah menyerahkan seluruh jiwa ragamu dan seluruh hatimu padanya, dan berakhir sebuah kehilangan, kau sendiri yang akan terluka nantinya. Bahkan hampir gila karena cinta yang palsu. Kadang, mau menganggap keadaan ini baik-baik saja, tapi hati kecil ga bisa dibohongi. Ia selalu memberontak dan mengatakan bahwa diriku tidak baik-baik saja. Bahkan, jika seorang wanita yang sudah benar-benar mencintai kemudian disakiti ia hanya bisa terdiam sambil menangis. Menangis karena apa? Tidak tahu. Sebab ia sudah tak dapat mengenali dirinya sendiri. Bahkan sekarang untuk berbicara dengannya saja diriku sudah enggan. Pertama, karena saya enggan mengganggu hubungannya dengan wanita disampingnya saat ini. Kedua, saya enggan menyakiti diri saya lagi.
Tapi apakah saya sudah benar-benar melupakan? Tentu saja, tidak. Sesekali saya senantiasa memperhatikannya dari jarak jauh, hanya untuk memastikan bahwa dirinya saat ini baik-baik saja setelah meninggalkan saya.
Kau tahu hal apa yang paling menyakiti diri saya? Ketika kehadiran saya hanya membuat kenangan buruk di hidup seseorang, meski saya telah melakukan ribuan kebaikan untuknya. Pada akhirnya, kekuatan luka itu jauh lebih besar dibanding apapun.
Bertemu dengan orang baik, belum tentu akan meninggalkan kenangan yang baik. Baik untuk dirimu sendiri maupun untuk dirinya. Maka selagi punya kesempatan, berbuat baiklah. Hingga nantinya, hanya kebaikanmu saja yang diingat orang.
-M
Comments
Post a Comment