Skip to main content
Pernah gak sih kalian merasakan kejanggalan dalam perjalanan mengenal seseorang? Dari yang awalnya hanya sebatas mengenal nama, kemudian kenalan dan akhirnya saling jatuh cinta. Terlihat singkat dan seems good, right? Tapi gimana kalau pada akhirnya hubungan kalian berakhir tidak baik? Bagaimana jika berakhirnya hubungan kalian karena adanya pihak ketiga yang datang menghancurkan? Bahkan, yang dulunya deket banget, sekarang udah kayak orang asing yang gak saling kenal. Mau maafin pun rasanya hati gak pernah mampu merelakan. Pengen rasanya teriak, tapi untuk apa? Meneriakkan penyesalan? Hingga akhirnya muncul statement dari diri saya, bahwa jangan pernah memberikan hatimu pada pria yang belum tentu menjadi jodohmu kelak. Karena jika kamu telah menyerahkan seluruh jiwa ragamu dan seluruh hatimu padanya, dan berakhir sebuah kehilangan, kau sendiri yang akan terluka nantinya. Bahkan hampir gila karena cinta yang palsu. Kadang, mau menganggap keadaan ini baik-baik saja, tapi hati kecil ga bisa dibohongi. Ia selalu memberontak dan mengatakan bahwa diriku tidak baik-baik saja. Bahkan, jika seorang wanita yang sudah benar-benar mencintai kemudian disakiti ia hanya bisa terdiam sambil menangis. Menangis karena apa? Tidak tahu. Sebab ia sudah tak dapat mengenali dirinya sendiri. Bahkan sekarang untuk berbicara dengannya saja diriku sudah enggan. Pertama, karena saya enggan mengganggu hubungannya dengan wanita disampingnya saat ini. Kedua, saya enggan menyakiti diri saya lagi. 
Tapi apakah saya sudah benar-benar melupakan? Tentu saja, tidak. Sesekali saya senantiasa memperhatikannya dari jarak jauh, hanya untuk memastikan bahwa dirinya saat ini baik-baik saja setelah meninggalkan saya. 
Kau tahu hal apa yang paling menyakiti diri saya? Ketika kehadiran saya hanya membuat kenangan buruk di hidup seseorang, meski saya telah melakukan ribuan kebaikan untuknya. Pada akhirnya, kekuatan luka itu jauh lebih besar dibanding apapun. 
Bertemu dengan orang baik, belum tentu akan meninggalkan kenangan yang baik. Baik untuk dirimu sendiri maupun untuk dirinya. Maka selagi punya kesempatan, berbuat baiklah. Hingga nantinya, hanya kebaikanmu saja yang diingat orang. 
-M

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel...

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat ...