Skip to main content
"Melihat kamu sedih setiap hari,  itu menyiksa diri aku." Aku hanya tersenyum getir melihat wajahnya. Kupikir ia hanya bercanda saja,  lanjutnya "Aku nggak sayang sama kamu, itu fakta." Lagi-lagi aku hanya tersenyum dan membalasnya dengan anggukan pelan.  Karena aku tahu,  ia hanya sedang dalam keadaan emosi. "Aku mau kamu coba lupain aku.  Bukan coba,  tapi harus." Seketika lidahku kelu dan tubuhku lemas.  Berdiri pun aku tak sanggup.  Kakiku gemetar menahan tangis.  Aku hanya bisa memandangi keramik alih-alih membuang muka.  Aku tak sanggup mendengar suara tangisnya yang pecah, membuyarkan senyum,  perhatian,  dan tawanya yang baru saja kulihat lagi setelah sekian lama.  Dan aku tak sanggup melihat ia selalu tersiksa karena keberadaanku.  Bahkan,  aku tak sanggup melihat hatiku sendiri yang telah hancur tak karuan.
Tuhan, 
Engkau melambungkanku dengan segenap harapan bahwa ia akan kembali.  Awalnya kupikir hubungan kami akan kembali membaik,  nyatanya semua berbanding terbalik ketika kata-kata itu terlontar dari mulutnya.  Benarkah itu suara hatinya? Atau hanya penyesalannya belaka? Ketika luka dihatiku hampir mengering,  hari ini Kau banting hatiku hingga hancur lebur hingga tak bersisa.  
Tuhan, aku harap ini hanya mimpi.  

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...

Walk Away - Dilaika Septy

Judul                :  Walk Away Penulis             :  Dilaika Septy Penerbit           :  Bentang Belia ( PT. Bentang Pustaka ) Terbit               :  November 2012 ISBN               :  978-602-9397-57-4 Tempat Terbit  :  Yogyakarta Tebal Buku      : VIII + 204 hlm ; 19cm Harga              :  Rp 27.000,00 Watching you walk away, i think it's time to say goodbye, my dear...     Bagaimana perasaanmu saat seorang temanmu sama sekali nggak pernah ada dalam mood yang baik bersamamu? Selalu saja timbul amarah diantara kalian berdua, seolah-o...

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel...