Skip to main content

Tak akan Berubah.

Ibuku pernah berkata, saat kamu berbuat baik pada orang orang disekelilingmu saja,  mereka bisa saja tidak menghargai kebaikanmu. Apalagi jika kamu berbuat jahat padanya? Ya,  aku tidak pernah menyangkal pernyataan tersebut.  Memang itu sangatlah nyata.  Saat aku berusaha untuk peduli dengan orang disekitarku,  terkadang orang tersebut tidak menyadarinya.  Sebab ia hanya menganggap apa yang aku lakukan hanyalah hal kecil yang tidak berarti untuknya.  Awalnya aku berpikir,  seharusnya aku berhenti menolong orang-orang seperti itu.  Hingga suatu hari niatku disangkal oleh hati nuraniku sendiri.  Aku harus tetap berbuat baik pada orang-orang disekitarku.  Ya,  sakit memang rasanya.  Saat kita mencoba untuk berbuat baik,  terkadang balasan yang diperoleh tidaklah setimpal.  Bukan,  bukan berarti kita bersikap pamrih.  Ibarat kata,  kamu telah dilukai berulang kali oleh orang lain,  tapi kamu tak pernah berhenti untuk menolongnya.  Bahkan disaat dirimu sendirilah yang seharusnya kamu tolong terlebih dahulu,  dirimu lebih mementingkan kepentingan orang lain.  Setiap manusia memang memiliki keinginan.  Aku? Kini,  aku tak memiliki harapan apapun kecuali ingin menjadi berkat untuk orang orang disekitarku.  Dikucilkan,  diabaikan,  tak dianggap,  diusir,  dijauhkan,  bahkan dihindari demi kebaikan mereka katanya.  Aku tetap menerima kehadiran mereka,  sebagaimana adanya.  Aku tetap ingin menjadi penghibur bagi mereka yang merasa sedih.  Aku ingin menjadi pelita bagi mereka yang terjebak dalam kegelapan.   Aku ingin menjadi berkat bagi mereka yang berkekurangan.  Aku ingin merangkul mereka bagi mereka yang terjatuh.  Aku akan terus berusaha membuat orang-orang disekitarku bahagia karenaku.  Meski mereka tidak menyukaiku,  setidaknya mereka dapat menerima dan menyadari akan kehadiranku.  Meskipun pada akhirnya perbuatanku hanyalah sia-sia dimata mereka. Sebab mereka tak akan pernah berubah. Tetap setia pada egonya.  Begitupula denganku,  setia dengan segala kebaikanku.
-M

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel      Novel “Lukisan Hujan” mengangkat cerita tentang kehidupan Diaz Hanafiah – cowok keturunan Hanafiah Group yang kaya raya dan terkenal, bagian dari  sosialita Jakarta. Orang tuanya merupakan pemilik “Hanafiah Group”, namun Diaz merupakan cowok yang bersikap dingin dan cuek. Karena kesederhanaan yang ditunjukan, dia sering diolok-olok karena tidak se- elite dan se- glamour sepupu-sepupunya.     Dimulai dari kedatangan tetangga baru seorang cewek bernama Sisy yang menggemparkan teman-temannya di komplek Bintaro Lakeside. Diaz yang awalnya penasaran akhirnya malah berkenalan di suatu

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat