Dulu,
Aku pernah mencintai hujan
Kemudian dibuat benci oleh aroma-nya
Bagiku,
Aroma hujan hanya mengirimkanku
Ke dalam sebuah ingatan
yang memukul dinding masa lalu.
Hujan hanya membawa luka dan
kesedihan semata.
Langit biru menjadi gelap,
Terselimuti tebalnya awan hitam
Dan membawa ribuan butir kenangan
pahit ke bumi
Namun sejak bertemu denganmu,
Hujan selalu menemani kebersamaan
kita
Entah karena ia ikut bahagia
melihat kita,
Atau sebaliknya.
Aku sadar ketika hujan datang,
Kamu ada di sampingku,
Ada kehangatan yang melindungi
Seperti mentari yang senantiasa
menghangatkan tubuh
Jadi aku tak perlu takut kedinginan.
Kita bercengkramah,
ditemani segelas coklat panas
hingga melebur dalam canda tawa
sambil menunggu hujan itu reda.
Dan aku menyukainya.
Kini,
Saat hujan datang, kamu tak ada
disini.
Jangan membuatku kembali membenci
hujan.
Karena itu sama saja,
Aku harus kembali kehilangan
Mentari dalam hidupku,
sekali lagi.
Serpong,
22 Juli 2015.
Comments
Post a Comment