Puisi ini hanya sebuah untaian kata,
yang mengalir dari setiap curahan hatiku
setia menunggumu menyapanya di kala waktu
Puisi ini hanya sebuah lantunan waktu
yang bergerak mengelilingi hidupku
menghadirkan desar-desir kerinduan
hingga ke relung jiwa
Aku tak mengerti,
Mengapa aku bisa menulis puisi ini padamu
sebab, yang kuingat saat ini hanya dirimu
Kebersamaan kami di setiap waktu
dengan kamu.
Saat ini,
aku hanya memikirkan nasib kita nanti
Disaat waktu membawa kami ke tempat berbeda
memisahkan dua insan yang tengah jatuh hati
Tengah berjuang mengejar mimpi hingga ke ujung bumi
Aku tak bisa membayangkan
Bagaimana kebersamaan kita kelak?
Bisakah aku melihatmu?
Bisakah aku mendengar celotehanmu?
Bisakah kita tertawa kembali?
Puisi ini hanya untuk kamu
yang membacanya suatu hari nanti
Aku tak paham ,
Aku tak mengerti,
Bahkan tak dapat membayangkan,
"jika suatu hari nanti aku tak berada di sampingmu,
Apakah kamu akan merindukanku?"
Serpong, 22 Juli 2015.
Comments
Post a Comment