Sepekan bukan waktu yang lama
untukku tidak bertatap muka
Namun sepekan terasa begitu panjang
untukku tidak bertegur sapa
Dengan dia,
pemilik wajah ungu
Wajahnya rupawan,namun hatinya dingin
Kepekaan-nya masih tersembunyi,
dibalik relung hati yang lirih.
Jangan heran,
Ego-nya saja tertinggal di atas ubun-ubun
Bagaimana jiwa dan hatinya?
Terombang -ambing oleh angin kedustaan
Yang dinginnya menembus dinding kedamaian hati
Aku tak habis pikir
Dunia terlalu sempit untuknya
mengenal arti kebenaran
Nurani-nya terbutakan oleh nafsu
Yang bisa saja mengancam-nya,
kapan waktu.
Sejak langit bersentuhan dengan bumi
Sejak akar berdarah daging dengan tanah
Sejak matahari berangkulan dengan bulan
Sejak itulah..
Aku tak pernah tahu,
kemana arah hidupnya.
Serpong,
23 Juli 2015.
Comments
Post a Comment