Mungkin suatu hari nanti,
Entah kapan.
Dengan atau tanpa sepengetahuanku.
Kamu akan membaca tulisan ini.
Ya, semoga saja seperti itu.
Entah sejak kapan aku ingin mengucapkan hal ini kepadamu.
Mungkin ini terlalu berlebihan,
dan aku tidak berani memberitahumu secara langsung.
Pengecut? Bukan.
Aku salah satu wanita yang bisa dianggap 'nekat', karena keberanianku.
Tapi untuk saat ini, aku tak dapat memberitahumu secara langsung.
Jarak diantara kita kini membuatku sulit untuk bercerita denganmu.
Kau tahu? Ini sangat membuat hatiku terluka.
Tentu menyakitkan bukan?
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih,
karena kau senantiasa disampingku selama ini.
Kau pria yang sangat sabar dalam menghadapi sikapku.
Aku penasaran,
Apakah benar seperti itu?
Mungkin saat ini kau menjauhiku,
akan tetapi aku menyadari.
Kamu tetap disini. Kau ada disini.
Aku selalu merasa kau tetap menjagaku,
serta memperhatikanku dari kejauhan.
Begitupun denganku.
Aku senantiasa memperhatikanmu dari kejauhan,
secara diam-diam tentunya.
Mungkin dari dalam lubuk hatimu,
kau bahkan turut mendoakanku agar selalu dalam keadaan baik ;semoga saja.
Kau tahu?
Aku sangat bahagia ketika aku menyadari,
kau yang dapat kujadikan teman hidup.
Namun terkadang,
Kenyataan tak selalu berpihak pada kita bukan?
Kau dan aku selalu berbeda arah.
Kau ke kiri, aku ke kanan; dan sebaliknya.
Namun entah mengapa,
Aku rasa kita selalu menemukan jalur yang sama pada akhirnya.
Meski akhirnya jalan itu kembali dibuat 'buntu' karena ego kita.
Aku pernah bermimpi,
Suatu hari nanti aku bisa bersanding denganmu,
dan menikmati hari tua bersamamu.
Berbagi cerita kepada anak-cucu,
mengenai masa muda kita yang penuh cerita.
Aku pernah bermimpi,
Suatu hari nanti aku bisa menjadi wanita terakhir pilihanmu,
dan yang kamu cintai dengan sepenuh hati,
setelah Tuhan dan orangtua mu.
Aku pernah bermimpi,
Bahwa janjimu akan kamu genapi.
Saat pertama kali kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku,
dan akan selalu mencintaiku.
Aku pernah bermimpi,
Jika suatu pagi ketika aku membuka mata,
Wajah yang kulihat adalah dirimu,
Dan kamu akan menciumku dan memelukku erat.
Aku pernah bermimpi,
Saat aku merindukanmu, aku akan meneleponmu setiap saat.
Hanya untuk sekedar mendengar tawamu.
Aku pernah bermimpi.
Ketika kamu kembali lagi,
Duduk disampingku, serta
menceritakan seluruh kisahmu sepanjang hari padaku.
Aku pernah bermimpi.
Ketika kamu kembali lagi,
Kau tak akan pergi meninggalkan 'rumah'-ku lagi.
Kamu akan menetap sepanjang waktu.
Aku pernah bermimpi.
Bahwa seluruh mimpiku ini tak hanya sebatas angan,
melainkan hal yang nyata.
Dari sekian banyak mimpiku,
kamu tahu mana yang terburuk?
Ketika aku nantinya harus melihatmu bersanding dengan wanita lain,
dan menggenapi seluruh 'mimpiku' bersamanya.
Kau tahu ini berat?
Sebab, harus berpura-pura tidak melihatmu saja sungguh pekerjaan berat,
apalagi aku harus terima jika nantinya kamu memilih pergi?
Tersiksa? Ya,sungguh.
Tapi apalah artinya kesakitan ini,
Jika akhirnya aku bisa melihatmu bahagia.
Ini pilihanmu.
Dan kuharap kau tak salah pilih.
Sekali lagi,
Ku ucapkan terima kasih banyak.
Dari wanita yang selalu mengasihimu,
M.
Entah kapan.
Dengan atau tanpa sepengetahuanku.
Kamu akan membaca tulisan ini.
Ya, semoga saja seperti itu.
Entah sejak kapan aku ingin mengucapkan hal ini kepadamu.
Mungkin ini terlalu berlebihan,
dan aku tidak berani memberitahumu secara langsung.
Pengecut? Bukan.
Aku salah satu wanita yang bisa dianggap 'nekat', karena keberanianku.
Tapi untuk saat ini, aku tak dapat memberitahumu secara langsung.
Jarak diantara kita kini membuatku sulit untuk bercerita denganmu.
Kau tahu? Ini sangat membuat hatiku terluka.
Tentu menyakitkan bukan?
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih,
karena kau senantiasa disampingku selama ini.
Kau pria yang sangat sabar dalam menghadapi sikapku.
Aku penasaran,
Apakah benar seperti itu?
Mungkin saat ini kau menjauhiku,
akan tetapi aku menyadari.
Kamu tetap disini. Kau ada disini.
Aku selalu merasa kau tetap menjagaku,
serta memperhatikanku dari kejauhan.
Begitupun denganku.
Aku senantiasa memperhatikanmu dari kejauhan,
secara diam-diam tentunya.
Mungkin dari dalam lubuk hatimu,
kau bahkan turut mendoakanku agar selalu dalam keadaan baik ;semoga saja.
Kau tahu?
Aku sangat bahagia ketika aku menyadari,
kau yang dapat kujadikan teman hidup.
Namun terkadang,
Kenyataan tak selalu berpihak pada kita bukan?
Kau dan aku selalu berbeda arah.
Kau ke kiri, aku ke kanan; dan sebaliknya.
Namun entah mengapa,
Aku rasa kita selalu menemukan jalur yang sama pada akhirnya.
Meski akhirnya jalan itu kembali dibuat 'buntu' karena ego kita.
Aku pernah bermimpi,
Suatu hari nanti aku bisa bersanding denganmu,
dan menikmati hari tua bersamamu.
Berbagi cerita kepada anak-cucu,
mengenai masa muda kita yang penuh cerita.
Aku pernah bermimpi,
Suatu hari nanti aku bisa menjadi wanita terakhir pilihanmu,
dan yang kamu cintai dengan sepenuh hati,
setelah Tuhan dan orangtua mu.
Aku pernah bermimpi,
Bahwa janjimu akan kamu genapi.
Saat pertama kali kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku,
dan akan selalu mencintaiku.
Aku pernah bermimpi,
Jika suatu pagi ketika aku membuka mata,
Wajah yang kulihat adalah dirimu,
Dan kamu akan menciumku dan memelukku erat.
Aku pernah bermimpi,
Saat aku merindukanmu, aku akan meneleponmu setiap saat.
Hanya untuk sekedar mendengar tawamu.
Aku pernah bermimpi.
Ketika kamu kembali lagi,
Duduk disampingku, serta
menceritakan seluruh kisahmu sepanjang hari padaku.
Aku pernah bermimpi.
Ketika kamu kembali lagi,
Kau tak akan pergi meninggalkan 'rumah'-ku lagi.
Kamu akan menetap sepanjang waktu.
Aku pernah bermimpi.
Bahwa seluruh mimpiku ini tak hanya sebatas angan,
melainkan hal yang nyata.
Dari sekian banyak mimpiku,
kamu tahu mana yang terburuk?
Ketika aku nantinya harus melihatmu bersanding dengan wanita lain,
dan menggenapi seluruh 'mimpiku' bersamanya.
Kau tahu ini berat?
Sebab, harus berpura-pura tidak melihatmu saja sungguh pekerjaan berat,
apalagi aku harus terima jika nantinya kamu memilih pergi?
Tersiksa? Ya,sungguh.
Tapi apalah artinya kesakitan ini,
Jika akhirnya aku bisa melihatmu bahagia.
Ini pilihanmu.
Dan kuharap kau tak salah pilih.
Sekali lagi,
Ku ucapkan terima kasih banyak.
Dari wanita yang selalu mengasihimu,
M.
Comments
Post a Comment