Pagi ini,
ada sepasang mata yang memandang langit kebiruan itu.
Langit itu dipenuhi oleh gumpalan berwarna putih yang tampak seperti kapas.
Dengan begitu hati-hati,
ia mengarahkan telunjuknya tepat di tengah gumpalan putih.
Tik!
"Indah sekali!" pekiknya kegirangan.
Kedua matanya membulat,
Begitu takjub, begitu kagum.
Ada damai yang menyelimuti hatinya yang remuk.
Baginya,
awan adalah obat penawar luka terbaik.
Ingin rasanya ia pergi kesana,
untuk sekedar menyentuhnya.
Beserta duduk di dalam pangkuannya.
Sungguh indah bukan?
Matanya berbinar memandang langit, namun terlihat ada kesedihan di balik pandangannya.
Dalam diam, ia menyimpan sejuta pertanyaan dalam hatinya,
Yang ingin segera ia sampaikan pada awan.
Siapa dia yang kumaksud?
Ah,
Sebut saja dia,
Wanita Pengagum Awan.
Serpong, 8 Mei 2017.
Comments
Post a Comment