Kau dibuat gila oleh ucapanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh pikiranmu sendiri
Kau dibuat gila oleh harapanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh keinginanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh perbuatanmu sendiri
Dan terlebih, kau gila karena kau mencintai.
Disaat itulah, kau tak mengenali dirimu sendiri.
Bahkan tidak peka terhadap apa yang kamu rasakan.
Kau selalu membohongi dirimu dan berkata "Aku baik baik saja".
Selalu begitu hingga kamu lupa.
Kamu sedang tidak baik dan kamu perlu mengakuinya.
Tapi kamu enggan untuk memberitahu dirimu.
Kau malah membuat luka itu menganga hingga besar
Dan kamu berharap orang lain menyadari dan melihat luka itu lewat matamu.
Nyatanya, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri.
Dan tak menyadarinya.
Dan lagi lagi kamu membohongi dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa kamu tetap baik baik saja.
Lucu? Memang.
Kau setia menuang racun ke hatimu.
Racun yang penuh kebohongan.
Racun yang hanya membuatmu mati rasa.
Agar mereka tak melihat dirimu sedang terluka.
Agar mereka tak melihat dirimu sedang menangis.
Agar mereka tak melihatmu bahwa jiwamu sedang hancur.
Agar mereka tahu bahwa dirimu sedang baik baik saja lewat senyumanmu.
Dan kau rasa sebagian dari mereka percaya dengan senyum palsumu ini.
Dan kamu ingin bahwa orang yang kamu cintai sadar bahwa kamu ingin ia melihatnya dan menyembuhkan lukamu.
Sosok yang telah lupa keberadaanmu.
Sosok yang telah pergi dari hatimu.
Sosok yang telah meninggalkan luka dihatimu.
Apakah mungkin?
Aku kira,
Luka itu telah hilang dan sembuh.
Nyatanya luka itu terus saja bertambah ditempat yang sama.
Meski sudah kutambal berulang kali.
Lewat doa dan tekadku.
Nyatanya,
Aku tetap tinggal disana, di sisinya.
Dan ia tak pernah menyadari sedikitpun.
Sebab aku enggan memberitahu sebuah kebenaran.
Dan aku masih tetap percaya bahwa semua akan kembali.
Sekarang aku tanya, apakah itu benar-benar cinta?
Apa diriku hanya sedang dibutakan sementara oleh namanya cinta?
Aku ingin menampar diriku berulang kali, dan kurasa ini sudah cukup.
Apakah ini waras?
Jelas tidak.
Bagiku, ini rasanya seperti orang gila. Bahkan melebihi mereka yang menganggap dirinya sendiri adalah gila.
-M
Kau dibuat gila oleh pikiranmu sendiri
Kau dibuat gila oleh harapanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh keinginanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh perbuatanmu sendiri
Dan terlebih, kau gila karena kau mencintai.
Disaat itulah, kau tak mengenali dirimu sendiri.
Bahkan tidak peka terhadap apa yang kamu rasakan.
Kau selalu membohongi dirimu dan berkata "Aku baik baik saja".
Selalu begitu hingga kamu lupa.
Kamu sedang tidak baik dan kamu perlu mengakuinya.
Tapi kamu enggan untuk memberitahu dirimu.
Kau malah membuat luka itu menganga hingga besar
Dan kamu berharap orang lain menyadari dan melihat luka itu lewat matamu.
Nyatanya, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri.
Dan tak menyadarinya.
Dan lagi lagi kamu membohongi dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa kamu tetap baik baik saja.
Lucu? Memang.
Kau setia menuang racun ke hatimu.
Racun yang penuh kebohongan.
Racun yang hanya membuatmu mati rasa.
Agar mereka tak melihat dirimu sedang terluka.
Agar mereka tak melihat dirimu sedang menangis.
Agar mereka tak melihatmu bahwa jiwamu sedang hancur.
Agar mereka tahu bahwa dirimu sedang baik baik saja lewat senyumanmu.
Dan kau rasa sebagian dari mereka percaya dengan senyum palsumu ini.
Dan kamu ingin bahwa orang yang kamu cintai sadar bahwa kamu ingin ia melihatnya dan menyembuhkan lukamu.
Sosok yang telah lupa keberadaanmu.
Sosok yang telah pergi dari hatimu.
Sosok yang telah meninggalkan luka dihatimu.
Apakah mungkin?
Aku kira,
Luka itu telah hilang dan sembuh.
Nyatanya luka itu terus saja bertambah ditempat yang sama.
Meski sudah kutambal berulang kali.
Lewat doa dan tekadku.
Nyatanya,
Aku tetap tinggal disana, di sisinya.
Dan ia tak pernah menyadari sedikitpun.
Sebab aku enggan memberitahu sebuah kebenaran.
Dan aku masih tetap percaya bahwa semua akan kembali.
Sekarang aku tanya, apakah itu benar-benar cinta?
Apa diriku hanya sedang dibutakan sementara oleh namanya cinta?
Aku ingin menampar diriku berulang kali, dan kurasa ini sudah cukup.
Apakah ini waras?
Jelas tidak.
Bagiku, ini rasanya seperti orang gila. Bahkan melebihi mereka yang menganggap dirinya sendiri adalah gila.
-M
Comments
Post a Comment