Skip to main content

Gila.

Kau dibuat gila oleh ucapanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh pikiranmu sendiri
Kau dibuat gila oleh harapanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh keinginanmu sendiri
Kau dibuat gila oleh perbuatanmu sendiri
Dan terlebih,  kau gila karena kau mencintai.
Disaat itulah,  kau tak mengenali dirimu sendiri.
Bahkan tidak peka terhadap apa yang kamu rasakan.
Kau selalu membohongi dirimu dan berkata "Aku baik baik saja".
Selalu begitu hingga kamu lupa.
Kamu sedang tidak baik dan kamu perlu mengakuinya.
Tapi kamu enggan untuk memberitahu dirimu.
Kau malah membuat luka itu menganga hingga besar
Dan kamu berharap orang lain menyadari dan melihat luka itu lewat matamu.
Nyatanya,  mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri.
Dan tak menyadarinya.
Dan lagi lagi kamu membohongi dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa kamu tetap baik baik saja.
Lucu? Memang.
Kau setia menuang racun ke hatimu.
Racun yang penuh kebohongan.
Racun yang hanya membuatmu mati rasa.
Agar mereka tak melihat dirimu sedang terluka.
Agar mereka tak melihat dirimu sedang menangis.
Agar mereka tak melihatmu bahwa jiwamu sedang hancur.
Agar mereka tahu bahwa dirimu sedang baik baik saja lewat senyumanmu.
Dan kau rasa sebagian dari mereka percaya dengan senyum palsumu ini.
Dan kamu ingin bahwa orang yang kamu cintai sadar bahwa kamu ingin ia melihatnya dan menyembuhkan lukamu.

Sosok yang telah lupa keberadaanmu.
Sosok yang telah pergi dari hatimu.
Sosok yang telah meninggalkan luka dihatimu.

Apakah mungkin?
Aku kira,
Luka itu telah hilang dan sembuh.
Nyatanya luka itu terus saja bertambah ditempat yang sama.
Meski sudah kutambal berulang kali.
Lewat doa dan tekadku.
Nyatanya,
Aku tetap tinggal disana,  di sisinya.
Dan ia tak pernah menyadari sedikitpun.
Sebab aku enggan memberitahu sebuah kebenaran.
Dan aku masih tetap percaya bahwa semua akan kembali.
Sekarang aku tanya, apakah itu benar-benar cinta?
Apa diriku hanya sedang dibutakan sementara oleh namanya cinta?
Aku ingin menampar diriku berulang kali,  dan kurasa ini sudah cukup.
Apakah ini waras?
Jelas tidak.
Bagiku,  ini rasanya seperti orang gila. Bahkan melebihi mereka yang menganggap dirinya sendiri adalah gila.
-M

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel      Novel “Lukisan Hujan” mengangkat cerita tentang kehidupan Diaz Hanafiah – cowok keturunan Hanafiah Group yang kaya raya dan terkenal, bagian dari  sosialita Jakarta. Orang tuanya merupakan pemilik “Hanafiah Group”, namun Diaz merupakan cowok yang bersikap dingin dan cuek. Karena kesederhanaan yang ditunjukan, dia sering diolok-olok karena tidak se- elite dan se- glamour sepupu-sepupunya.     Dimulai dari kedatangan tetangga baru seorang cewek bernama Sisy yang menggemparkan teman-temannya di komplek Bintaro Lakeside. Diaz yang awalnya penasaran akhirnya malah berkenalan di suatu

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat