Aku pernah bilang,
Bahwa aku tidak menyukai cokelat
Pahit dan membuat perut mual.
Aku pernah bilang,
Bahwa aku tidak menyukai cokelat
Sebab cokelat tidak semanis buat stroberi
Aku sempat bertanya,
Mengapa kamu menyukai cokelat?
Katamu,
Cokelat itu tidak pahit,
melainkan manis dan nikmat
Cokelat tidak membuat perut mual,
melainkan wanginya mampu menghangatkan jiwa
Katamu,
Cokelat itu mampu menenangkan hati
Dan membuatmu kembali bersemangat
Kini segelas coklat menemani senjaku
Ingatanku kembali ke sore itu
Disaat hujan tiba,
Dan kamu menyuguhkan segelas cokelat panas
Aku menolaknya
Namun kamu menyuruhku untuk mencobanya
Kemudian aku menyeruputnya perlahan,
"Manis.", kataku.
Aku meneguknya lagi, dan lagi.
Dalam setiap tegukan di gelas yang sama
Uapnya masih menari -nari,
disertai mengeluarkan wangi khas cokelat
Ternyata cokelat itu nikmat.
Manis dan menghangatkan.
Hari ini,
Aku masih menunggumu kembali
Untuk meneguk coklat ini berkali -kali
Memang aku pembenci cokelat sejak dulu
Namun kini rasa itu berbeda
Sejak kamu memperkenalkan cokelat
Perlahan rasa benciku berubah menjadi rindu.
Disini, aku masih menikmati rindu yang enggan pergi.
Sambil meneguk segelas cokelat hangat.
Sendiri, menantimu.
Serpong, 4 Juli 2016.
Comments
Post a Comment