Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Tidak Semua Orang Mampu Melihat Kebaikan Kita.

Hari ini aku belajar bahwa, manusia pada dasarnya terlalu sombong dengan pikiran mereka. Mereka lebih mementingkan egonya diatas segalanya, dibanding hal-hal kecil yang sebenarnya perlu ia perhatikan. Mereka menganggap diri mereka paling benar, paling membutuhkan, maka dari itu manusia berpikir dirinya butuh diperhatikan dan layak dikasihani. Mereka melakukan berbagai cara untuk membela diri mereka dan menganggap bahwa apa yang dirinya lakukan sudahlah benar dimatanya. Disatu sisi, ia tidak memikirkan nasib orang lain akibat perbuatan yang dia perbuat. Mungkin bagi dia ini hal yang biasa, tapi bagaimana dengan nasib orang lain yang benar-benar membutuhkan apa yang diposisikannya saat ini? Tidakkah hatinya tergerak?  Lalu apa yang terjadi? Manusia menjadi angkuh dan tidak menghargai orang lain disekitarnya. Bahkan bisa jadi, diri kitalah yang pada akhirnya tidak ia hargai. Keberadaan kita dianggap salah dimata orang tersebut. Meski kita tidak melakukan tindakan kejahatan apapun pada
Semakin kita tumbuh dewasa,  semakin kita menyadari bahwa hati manusia mudah sekali berubah. Bahkan pandangan manusia akan hidup yang ia jalani.   Begitu pula pandangan orang lain mengenai diri kita. Mereka yang awalnya sangat menganggap diri kita paling berharga kini berpikir bahwa mementingkan ego jauh lebih berharga.  Mereka yang awalnya sangat mencintai kita, pada akhirnya akan membenci kita.  Inilah yang kutakuti jika dua orang saling berdiam diri dalam waktu yang cukup lama dan pada akhirnya menganggap diri kita orang paling asing dimatanya.  Tapi ketahuilah,  orang bijak adalah ia yang tidak menanggapi sikap orang lain terhadapnya.  Meski dirinya akan didiamkan seumur hidup, diasingkan sekalipun, ia tetap berlapang dada untuk menerimanya. Berdoalah,  agar orang yang membencimu akan memaafkanmu suatu hari nanti. Sebab,  kamu akan menjadi orang bodoh,  jika kebencian itu kamu balas dengan hal yang serupa.   -M

Cukup Tau- Rizky Febrian

Sungguh percuma saja   Ku mencintainya tapi tak dicintai   Gerak tubuhnya seolah berkata   Tak cinta padaku dan tak suka padaku Aku pun mulai berpikir   Ku sakit hati dan mulai ku merasa Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku dekatimu lagi   Ku tak mau lagi tak mau lagi   Bersamamu kasih Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku ganggu kamu lagi   Ku tak mau lagi tak mau lagi sayang Gerak tubuhnya seolah berkata   Tak cinta padaku dan tak suka padaku   Aku pun mulai berpikir   Ku sakit hati dan mulai ku merasa Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku dekatimu lagi   Ku tak mau lagi tak mau lagi   Bersamamu kasih Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku ganggu kamu lagi   Ku tak mau lagi tak mau lagi sayang Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku dekatimu lagi   Ku tak mau lagi tak mau lagi   Bersamamu kasih Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku ganggu kamu lagi   Ku tak mau lagi tak mau lagi sayang Cukup tau tanam dalam diri   Tak usah ku dekatimu lagi  

Aku;diriku, Sang Penghibur Hati.

       Setiap kali hatiku merasa kalut, hal sederhana yang dapat kulakukan adalah menghibur diriku sendiri. Mungkin kamu terheran-heran melihat caraku menghibur diri. Banyak orang memilih untuk bersenang-senang, jalan-jalan bersama temannya, atau bahkan menghabiskan uang untuk berbelanja. Memang terlihat menyenangkan sih, tapi berbeda denganku. Menurutku, disaat hati manusia sedang kalut, lebih baik ia menenangkan dirinya dan mengevaluasi diri, kira-kira apa saja penyebab hatinya menjadi kalut. Salah satu caranya dengan menulis. Meski terlihat janggal, namun menurutku cara ini sangatlah unik. Disaat aku tidak memiliki teman bicara, aku memilih mengutarakan isi hatiku melalui tulisan. Niscaya, tulisanku ini akan menjadi penguatku untuk menghadapi hari-hari yang harus aku hadapi.        Oh ya, hari ini juga hari terakhirku tidur malam. Dan lusa, aku sudah kembali menjalankan aktivitas perkuliahan di kampusku. Sebetulnya, aku masih ini bersenang-senang dirumah. Entah me

Jangan Semena-mena.

When Other People Will not Change.

I've discovered that you can't change people. They can change themselves. - Jim Rohn . . We all want to be loved and accepted, just as we are.  We want people to honor our interests, Value our needs, and respect our choices in life.  So, why then, do we expect other people to sacrifice theirs for us? Why do we hope people will change their goals. habits, and values  to be better align with ours when they haven't given us any indication they'd be happier do it? Sometimes we think we know what's best for others, but if we're honest with ourselves,  we'll likely realize we want people change  when we simply don't feel satisfied being in a relationship with them as they are.  Relationship are all about compromise, and there's no such thing as a perfect match.  But we owe it to ourselves to recognize what's non-negotiable in relationships, so we don't end up resentfully sacrificing our needs while secretly hoping
Because you know, he will never miss you back, even admit it.
Kamu tahu bahwa dirimu sudah diabaikan, tapi kamu masih saja percaya bahwa hati manusia tidak selamanya sekeras batu. Dan kamu meyakini bahwa suatu hari orang itu akan kembali mengajakmu bicara seperti layaknya seorang teman.  - M
And it hurts, really. 

Ini Aku Yang Sebenarnya.

Ini aku, yang sebenarnya; . . Kadang kala, ada waktu dimana kita harus menyimpan segala keluh kesah seorang diri. Sebab, disaat kita ingin menyampaikan itu semua pada orang di sekeliling kita, apa yang ingin kita terima dari mereka tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya. Kadang kala, bukan nasehat yang kuperoleh, melainkan tekanan demi tekanan yang menurut mereka adalah benar. Hei, aku tidak suka dipaksa. Apalagi disetir hanya untuk mengikuti keinginan seseorang. Sangat amat tidak suka. Jika bagiku itu tidak benar, maka tidak akan kulakukan barang sedikitpun. Aku mengerti, setiap orang punya pandangan masing-masing atas kalimat yang ia lontarkan pada kita. Bagi mereka itu benar dan baik. Tapi, tidak berarti apa yang dianggapnya benar, bagiku juga ikut benar. Maaf jika bagimu aku ini keras kepala, tapi kumohon, dengarkan juga pendapatku. Tolong jangan memaksaku atas kehendak yang kamu inginkan. Jangan pernah. -M 

Dilema.

Barangkali kalian pernah berada diposisiku. Perasaan terjepit seolah bingung harus melakukan apa. Di satu sisi, orang yang paling dekat denganmu mengatakan, Janganlah kamu memberi hati pada mereka yang telah menyia-nyiakanmu. Bahkan, ketika mereka mendatangimu hanya untuk meminta pertolonganmu. Jangan pernah mau, katanya. Kamu hanya dimanfaatkan saja nantinya. Sementara di sisi lain, Aku menyadari bahwa manusia tidak selamanya buruk. Aku meyakini bahwa suatu hari nanti orang tersebut akan berubah menjadi lebih baik.  Meski butuh waktu yang lama untuk orang tersebut menyadari, Tapi hati kecilku mengatakan demikian: Ia pasti akan berubah seiring berjalannya waktu. Kini yang membuat diriku bingung adalah, Bagaimana aku harus bersikap? Tetap berbaik hati ataukah bersikap acuh? Sungguh, Aku dilema. Serpong, 23 Januari 2018.
Hal bijak apa yang dapat kita lakukan disaat kita merindukan seseorang? Mendoakannya. Mendoakan yang terbaik untuk dirinya dan kehidupannya. Semoga ia selalu dalam keadaan yang baik dan sehat. Itu saja.  Tidak lebih.  - M

Believe with your heart voice.

Percaya dengan kata hati kita.  . . Sebuah kalimat sederhana dari salah seorang sahabat dekat saya. Ia mengatakan bahwa kita perlu meyakini akan apa yang hati kita ucapkan. Seringkali seseorang menganggapnya remeh. Termasuk diri saya, dan bagi saya itu hanya sebuah hiburan belaka untuk meyakinkan diri saya. Namun, ternyata apa yang saya pikirkan selama ini salah. Ternyata kata hati kita perlu kita dengarkan juga. Setiap kita merasa segalanya terlihat mustahil ataupun tidak terlihat baik, yang perlu kita dengarkan saat itu hanyalah kata hati kita saja.  -M

Don't Be Afraid about Life, If We always do a Kindness in our Life.

Meski goncangan terjadi sana-sini, semuanya akan berlalu. Maka, perbanyaklah bersyukur.  . . Kira-kira seperti itulah inti dari dhamma yang saya dengar dari seorang Bhante di Vihara tadi pagi. Untuk kesempatan kali ini, saya ingin berbagi pengetahuan dhamma yang telah saya terima dari salah seorang Bhante yang menurut saya luar biasa. Terlepas dari itu semua, saya tidak bermaksud untuk menyinggung ajaran agama lain. Saya hanya ingin membantu kalian untuk membuka diri dan melihat kehidupan yang sesungguhnya. Awalnya, saya berpikir bahwa saya selalu menutup mata dan tidak ingin tahu mengenai sekitar saya. Saya akui, saya merupakan sosok yang tidak mudah percaya pada hal apapun, sebelum saya membuktikannya bahwa itu adalah benar dan tujuannya baik untuk hidup saya. Ya, meski nasehat itu berasal dari orang suci sekalipun. Seperti yang saya baca dari kutipan khotbah Sang Buddha, yang mengatakan bahwa, " Jangan percaya pada sesuatu hanya karena tertulis dalam kitab suci. " Ya,
Jika ada yang menganggap diriku buruk atas segala yang kukatakan dalam tulisanku,  aku tidak pernah peduli.  Inilah karyaku,  meski kalian meremehkannya. Karena aku tahu,  tidak semua orang akan menyukai kita, dan itu bukanlah sebuah masalah.   -M

Why i'm always writing?

"Jika tidak ada satupun teman yang mengerti isi pikiranmu, menulislah." Sebuah kalimat sederhana yang kujadikan alasan setiap ada yang bertanya padaku, mengapa aku selalu menulis? Ketika aku sedang bahagia, aku menulis. Ketika aku sedang sedih, aku menulis. Ketika aku sedang marah, aku menulis. Ketika aku sedang bingung, aku menulis. Bahkan, ketika diriku sedang hancur, aku memilih untuk menulis. Mengapa menulis aku jadikan sebagai alasan untuk menumpahkan seluruh keluh kesahku? Sebab, disaat tidak ada satupun yang mengerti isi hatiku, dengan menulis aku dapat menemukan jawabannya. Mungkin, kataku. Bahkan, disaat aku tidak menemukan teman curhat yang tepat untuk mendengarkan isi pikiranku, aku memilih untuk mencurahkannya melalui sebuah tulisan. Dan berharap, kelak yang membaca tulisanku ini bersedia menjadi pendengar yang baik untukku. Aku tahu, bahwa tulisanku ini tidak seberapa. Bahkan, lebih menjurus kepada isi hati. Karena memang, setiap aku tidak dapat memberitahu i

Surat untuk Kamu (2)

Mungkin wanita selain diriku telah berusaha menemukan penggantimu, atau mencintai pria lain selain kamu. Karena ia tahu, keberadaannya sudah tidak lagi dinantikan. Tapi tidak denganku. Bukan, bukan karena aku bersikeras untuk mendapatkanmu kembali ke pelukanku. Karena aku meyakini, cinta sejati tidaklah dapat dipaksakan. Maka dari itu, aku tidak pernah lagi menggenggam cinta itu lagi. Cinta dan seluruh hatiku yang pernah kuberikan seutuhnya padamu, dan kamu kembalikan dalam keadaan rapuh. Aku biarkan cinta itu mengalir dengan sendirinya, meski kamu tidak pernah merasakan kehadirannya lagi. Atau kamu menolak keberadaanya? Aku bukanlah sedang menantikan kehadiranmu kembali, aku hanya sedang menantikan kebenaran akan cinta sejati. Yang kata orang, akan hadir kembali tanpa diperintah, tanpa disuruh-suruh, dan tanpa dipaksakan kehadirannya. Aku sedang berusaha meyakini diriku, bahwa jika kamu adalah orangnya, pria yang Tuhan tentukan menjadi pasangan hidupku kelak, aku akan menantinya hing

Surat untuk Kamu.

Hai.  Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah kamu bahagia? Maaf, jika pertanyaanku mengganggu kebahagiaanmu. Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkanmu. Entah mengapa, padahal sudah kuperintahkan tubuhku untuk beristirahat. Tapi ia tetap saja masih terjaga hingga subuh tiba. Ya, hanya untuk memikirkan keadaanmu. Mungkin, jika kamu tahu akan hal ini. Hal pertama yang kau lakukan adalah tertawa. Setelah itu, kau akan mengatakan, "Mengapa kamu masih saja memikirkanku?" Ya, pertanyaan yang begitu sederhana, tapi tak mampu aku jawab. Maka dari itu, malam ini aku menyempatkan diriku untuk menuliskan ini untukmu. Aku harap suatu hari kamu membacanya tanpa sepengetahuanku. Apakah kamu bahagia saat ini? Ataukah dirimu sedang dihinggapi masalah? Jelas aku tidak tahu akan hal itu. Karena hanya kamu dan teman dekatmu yang mengetahui itu. Ya, bersama dengan Tuhan yang mampu melihatmu. Aku hanya mengharapkan bahwa dirimu selalu dalam keadaan sehat. Bukan aku gengsi karena tidak bertanya lan
Bila bagimu melupakan adalah hal yang mudah, maka ajarilah aku bagaimana melupakanmu, termasuk kenangan yang pernah kita rajut bersama.  -M

How?

How?  How do you forget the person who has already forgotten you first? Even though he used to mean so much for your life, as well as with him (before) ? 
Perhaps, i could hear your voice,  to call my name.  Even if  i only meet you in my dream. 
Setiap kali aku ditakdirkan untuk mengalah, aku selalu meyakinkan diriku bahwa dibalik sebuah kerendahan hati, ada yang ingin Tuhan gantikan menjadi lebih baik.  Dan setiap kali hatiku bergejolak ingin marah,  Tuhan selalu menenangkan batinku dan berkata,  "Sabar.  Kamu jauh lebih baik daripadanya."  Meski berat,  aku selalu meminta Tuhan untuk meringankan beban dihatiku ini.   - M

Biarkan Cinta Mengalir dengan Sendirinya.

Biarkan cinta itu mengalir dengan sendirinya, tidak dibuat-buat atau dipaksakan kehadirannya. Biarkan ia mengalir, mengikuti arus perjalanannya mencari jati diri. Hingga akhirnya cinta mampu menemukan jalannya untuk kembali pulang. Pulang kerumahnya. Tempatnya untuk menetap. Yang sempat ia tinggalkan bertahun-tahun lamanya.  -M

How To Love Genuinely.

The problem is always that we mistake the idea of Love; For Attachment. ( Masalahnya adalah kita selalu salah dalam mengira arti cinta; Untuk terikat.)   You know, we imagine that the grasping and clinging that we have for in our relationships shows that we love. Whereas actually, it is just attachment., which cause pain. (Kamu tahu, kita membayangkan bahwa cengkraman dan kemelekatan yang kita miliki dalam hubungan kita menunjukkan bahwa kita mencintai. Padahal sebenarnya, itu hanyalah sebuah keterikatan, yang menyebabkan rasa sakit.) You know, because the more we grasp, the more we are afraid to lose,  ( Kamu tahu, karena semakin kita mencengkram, semakin kita takut untuk kehilangan,) Then, if we do lose, then of course we are going to suffer. (Kalau begitu, jika kita telah merasa kehilangan , tentu saja kita akan menderita.) I mean Genuine Love is, (Maksudku, cinta sejati adalah,) well Attachment says: "You know, I love you, therefore i want you to make me happy
Mungkin saja kamu telah memikirkan ini sebelum kamu pergi.  Kamu merasa baik-baik saja ketika meninggalkanku dalam diammu.  Bersikap seolah kamu tidak pernah mengenalku sebelumnya atau bahkan benar-benar telah melupakanku? Kamu pikir, dengan bersikap seperti ini, kamu merasa dirimu paling benar dalam bertindak? Dan menganggap bahwa hubungan kita selama ini baik-baik saja. Dan semua itu dapat membuatku jauh dari kata luka?  Kamu salah besar.  Sebab,  semakin lama kamu bersikap seperti ini terhadapku tanpa rasa bersalah,  semakin banyak luka yang kamu buat di hatiku. Baiklah, jika kamu ingin tetap bersikap demikian,  tetaplah disana.  Dan berbahagialah. Aku akan baik-baik saja seperti yang ingin kamu lihat. Meski aku harus membunuh perasaanku setiap detiknya. Aku berharap, luka itu dapat sembuh seiring berjalannya waktu. -M
Aku berharap, semua yang hilang karena sebuah "keterpaksaan" dapat Tuhan kembalikan lagi ke hidupku. Sedangkan yang hilang karena takdir Tuhan, bisa Tuhan digantikan dengan yang lebih baik. :)   Sebuah kalimat sederhana namun mengandung banyak makna. Mengapa? Sejak awal aku dipertemukan olehnya, aku sudah meyakini kami bertemu bukan karena sebuah kebetulan, melainkan karena takdir. Sejak awal aku dipisahkan dengannya karena sebuah ego belaka, aku sudah meyakini aku akan kembali dipersatukan dengannya. Dan sejak awal aku mengenal dirinya, aku sudah meyakini bahwa aku ditakdirkan untuk mengetahui seluruh seluk beluk hidupnya. Aku meyakini semua itu. Dan ketika perpisahan itu kembali menguji hubungan kami, aku tetap meyakini ini adalah cara Tuhan untuk kami memperbaiki diri. Instropeksi diri lebih tepatnya. Mengevaluasi seluruh hidup kami dari awal kami berkenalan hingga akhirnya kami dipisahkan oleh waktu. Seluruh kesalahan yang kami perbuat secara sengaja maupun tidak, se

Stronger Relationship with God, not with Your Religion.

Mungkin bagi kalian aku ini sedikit gila. Tapi bagiku aku jauh lebih waras dibandingkan orang-orang yang mengaku dirinya ber-Tuhan. Baik, disini aku tidak bermaksud menyalahi agama atau menyinggung siapapun itu. Bukan juga bermaksud menghakimi agama tertentu. Bukan juga bermaksud menjadi manusia paling suci. Karena mungkin saja aku salah dalam hal ini. Akan tetapi, aku hanya ingin mengungkapkan kebingunganku terhadap seseorang yang terlalu fanatik dengan agamanya. Hal ini diluar dari apa yang saya terima dari agamaku, atau pengetahuanku terhadap agama-agama lainnya. Murni, ini berasal dari akal sehatku dan hati kecilku yang selalu bertanya-tanya. Selama 21 tahun aku hidup, dan dari segala sesuatu yang aku alami selama ini membuatku sadar akan satu hal. Manusia terlalu mengutamakan agamanya, bukan hubungannya dengan Tuhannya. Walau agama merupakan sebuah dasar keyakinan seseorang terhadap Tuhannya, selain itu agama juga dijadikan sebagai identitas diri. Saya beragama A, B, C, dsb, N

It's Suck.

Andai kamu tahu.