Mungkin wanita selain diriku telah berusaha menemukan penggantimu, atau mencintai pria lain selain kamu. Karena ia tahu, keberadaannya sudah tidak lagi dinantikan. Tapi tidak denganku. Bukan, bukan karena aku bersikeras untuk mendapatkanmu kembali ke pelukanku. Karena aku meyakini, cinta sejati tidaklah dapat dipaksakan. Maka dari itu, aku tidak pernah lagi menggenggam cinta itu lagi. Cinta dan seluruh hatiku yang pernah kuberikan seutuhnya padamu, dan kamu kembalikan dalam keadaan rapuh. Aku biarkan cinta itu mengalir dengan sendirinya, meski kamu tidak pernah merasakan kehadirannya lagi. Atau kamu menolak keberadaanya? Aku bukanlah sedang menantikan kehadiranmu kembali, aku hanya sedang menantikan kebenaran akan cinta sejati. Yang kata orang, akan hadir kembali tanpa diperintah, tanpa disuruh-suruh, dan tanpa dipaksakan kehadirannya. Aku sedang berusaha meyakini diriku, bahwa jika kamu adalah orangnya, pria yang Tuhan tentukan menjadi pasangan hidupku kelak, aku akan menantinya hingga kamu datang. Namun, jikalau penantianku ini berakhir sia-sia, dan kamu tidak kembali datang, aku akan berusaha untuk menerimanya. Menerima kebahagiaanmu bersama wanita yang kamu cintai. Aku, mungkin dulu adalah orangnya, dan aku berharap kelak aku juga yang dapat mendampingimu hingga tua nanti. Namun, aku hanya manusia biasa yang tidak tahu menahu keberadaan takdir. Semua ini kuserahkan pada-Nya. Yang terbaik untukku dan untukmu. Aku harap kita selalu bahagia.
M.
Comments
Post a Comment