Skip to main content
Aku berharap, semua yang hilang karena sebuah "keterpaksaan" dapat Tuhan kembalikan lagi ke hidupku. Sedangkan yang hilang karena takdir Tuhan, bisa Tuhan digantikan dengan yang lebih baik. :)
 
Sebuah kalimat sederhana namun mengandung banyak makna. Mengapa? Sejak awal aku dipertemukan olehnya, aku sudah meyakini kami bertemu bukan karena sebuah kebetulan, melainkan karena takdir. Sejak awal aku dipisahkan dengannya karena sebuah ego belaka, aku sudah meyakini aku akan kembali dipersatukan dengannya. Dan sejak awal aku mengenal dirinya, aku sudah meyakini bahwa aku ditakdirkan untuk mengetahui seluruh seluk beluk hidupnya. Aku meyakini semua itu. Dan ketika perpisahan itu kembali menguji hubungan kami, aku tetap meyakini ini adalah cara Tuhan untuk kami memperbaiki diri. Instropeksi diri lebih tepatnya. Mengevaluasi seluruh hidup kami dari awal kami berkenalan hingga akhirnya kami dipisahkan oleh waktu. Seluruh kesalahan yang kami perbuat secara sengaja maupun tidak, segala ego kami yang selalu kami utamakan. Dan munculnya pihak-pihak lain kedalam hubungan kami yang membuat hati kami memilih untuk mendua. Ya, seluruhnya seperti sudah diatur sedemikian rupa agar kita; aku dan kamu menyadari akan semua itu. Sejak hari itu, hari dimana kehilangan lagi-lagi menimpaku. Aku menyadari akan satu hal. Tuhan tidak bermaksud buruk padaku. Perpisahan ini sengaja Dia lakukan agar aku mengejar ketertinggalanku dan ketertinggalannya pada hal lain. Seolah Dia senantiasa memperingatkanku untuk tidak lengah. Dan Dia ingin melihat diriku berhasil. Dan lagi-lagi karena perpisahan itulah, Dia ingin menyatukan. Menyatukan antara aku dengan orang-orang yang mengasihiku. Dan Dia mengembalikan sebagian diriku yang hilang. Hilang karena keegoisanku terhadap perasaanku. 
Kini, aku meyakini. Jika memang dirinya ditakdirkan oleh-Nya menjadi bagian hidupku, sesulit apapun rintangannya, dan setinggi apapun benteng yang ia bangun untuk memisahkan dirinya dengan diriku. Dan rasa cinta yang sempat hilang akan kembali tumbuh di tengah-tengah kami. Aku meyakini, aku mampu menghantamnya benteng itu, menghancurkan egonya dan kembali mencairkan hatinya yang beku.
-M

Comments

Popular posts from this blog

Aku tak membenci Hujan.

Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun,  ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu,  gelak tawamu,  bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t

Lukisan Hujan - Sitta Karina

Resensi Novel   Judul Novel                  :  Lukisan Hujan   Pengarang                  :  Sitta Karina   Penerbit                      :   Terrant Books Tahun                         : 2004   Genre                        :   Novel Remaja(Romance) Tebal buku                  :   386 halaman  ISBN                        :  979-3750-00-6 ·          Sinopsis Novel      Novel “Lukisan Hujan” mengangkat cerita tentang kehidupan Diaz Hanafiah – cowok keturunan Hanafiah Group yang kaya raya dan terkenal, bagian dari  sosialita Jakarta. Orang tuanya merupakan pemilik “Hanafiah Group”, namun Diaz merupakan cowok yang bersikap dingin dan cuek. Karena kesederhanaan yang ditunjukan, dia sering diolok-olok karena tidak se- elite dan se- glamour sepupu-sepupunya.     Dimulai dari kedatangan tetangga baru seorang cewek bernama Sisy yang menggemparkan teman-temannya di komplek Bintaro Lakeside. Diaz yang awalnya penasaran akhirnya malah berkenalan di suatu

De Buron - Maria Jaclyn

PROLOG "Kalau kamu menyayangi seseorang, kamu enggak harus bersama dia untuk menjadi bahagia.Walaupun kalian berpisah,kamu pasti akan bahagia kalau melihatnya bahagia. Kurasa caramu menjadi bahagia salah, karena kulihat sekarang kamu cuma menyakiti dirimu sendiri," kata Ditya lagi.  Judul: De Buron Penulis: Maria Jaclyn Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 248 Halaman Kategori: Novel ISBN: 979-22-1396-1 Ukuran: 20 cm x 13,5 cm Harga: Rp 26.500,00     Pernah nggak sih kalian ngerasain betapa takutnya didatangi oleh  "Buronan" ? Cemas, Takut, Khawatir pasti menghinggapi perasaan kalian. Perasaan yang serupa timbul pada diri Kimly, cewe baik dan supel, ketika sosok pria bernama Raditya datang ke kehidupannya, hingga akhirnya Ia menyadari akan suatu hal pada sosok Ditya. Novel “De Buron” merupakan salah satu novel romance berbakat karangan Maria Jaclyn,penulis novel berbakat tahun 2005. Novel ini mengangkat