Semakin kita tumbuh dewasa, semakin kita menyadari bahwa hati manusia mudah sekali berubah. Bahkan pandangan manusia akan hidup yang ia jalani. Begitu pula pandangan orang lain mengenai diri kita. Mereka yang awalnya sangat menganggap diri kita paling berharga kini berpikir bahwa mementingkan ego jauh lebih berharga. Mereka yang awalnya sangat mencintai kita, pada akhirnya akan membenci kita. Inilah yang kutakuti jika dua orang saling berdiam diri dalam waktu yang cukup lama dan pada akhirnya menganggap diri kita orang paling asing dimatanya. Tapi ketahuilah, orang bijak adalah ia yang tidak menanggapi sikap orang lain terhadapnya. Meski dirinya akan didiamkan seumur hidup, diasingkan sekalipun, ia tetap berlapang dada untuk menerimanya. Berdoalah, agar orang yang membencimu akan memaafkanmu suatu hari nanti. Sebab, kamu akan menjadi orang bodoh, jika kebencian itu kamu balas dengan hal yang serupa.
-M
Hujan mengingatkanku akan sebuah kenangan. Karena saat hujan turun, ia senantiasa memberikan kenangan baru dalam memoriku. Kenangan antara aku dan seseorang yang kucintai. Terkadang hujan datang tak kenal waktu, Namun ia mengerti dan paham kapan waktunya mereda. Bahkan, Seringkali hujan sengaja menjebak kita di tempat yang sama. dan dengan pertanyaan yang sama, "Kapan hujan ini reda?" Dan aku selalu menikmati kehadirannya. Bagiku, hujan memiliki kekuatan tersendiri, untuk menghadirkan kebahagiaan di setiap insan manusia. Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Sebab selalu ada senyuman yang kulihat setelah hujan reda. Senyumanmu, gelak tawamu, bahkan candaan yang senantiasa menghibur hati. Kau tahu mengapa aku tak menbenci hujan? Sebab selalu ada genggaman hangat di jemariku dan seolah ikut berkata,"Tenanglah, Aku ada disini." Kau tahu mengapa aku tak membenci hujan? Karena hujan pandai menyamarkan kesedihan di wajahku. Ia tak pernah t...
Comments
Post a Comment